Header Ads

Keberhasilan FPCI Chapter Unpas dalam Mengirimkan Peserta Terbanyak pada Acara CIFP 2024

 

Gambar : Sesi acara Conference of Indonesia Foreign Policy (CIFP)

Sumber : Erron Dwi Putra Katuwu

 

BPPM Pasoendan - Conference of Indonesia Foreign Policy (CIFP) dengan tema “Can Middle Powers Calm the Storm and Fix the World" telah diselenggarakan di Jakarta, Sabtu, 30 November 2024. Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal berbicara tentang perjalanan diplomasi Indonesia dan strategi masa depan untuk meningkatkan peran Indonesia di kancah internasional.

Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) merupakan sebuah Organisasi Independen, non-partisan yang berkomitmen untuk mengembangkan internasionalisme Indonesia melalui forum seperti CIFP 2024 yang telah menghadirkan lebih dari 9,500 orang dengan melibatkan diplomat, pejabat pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan mahasiswa dalam diskusinya mengenai dinamika hubungan internasional.

Acara ini juga berhasil menghadirkan sejumlah tokoh ternama seperti Mikha Tambayong, Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty M. Natalegawa, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, Menteri Luar Negeri Indonesia H.E Sugiono dan masih banyak tokoh penting lainnya baik nasional maupun internasional.  

FPCI berfokus pada pada isu – isu kebijakan luar negeri yang mendesak, termasuk dinamika ASEAN, geo-ekonomi, dan masalah – masalah diaspora lainnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan komunitas hubungan internasional yang aktif dan menjembatani perspektif lokal dengan wacana global, sehingga suara Indonesia bisa didengar di seluruh dunia. 

Beberapa isu yang menjadi fokus dalam konferensi ini adalah:

  1. Tantangan kebijakan luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,
  2. Diplomasi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan 8% per tahun,
  3. Strategi untuk mempertahankan kemandirian strategis Indonesia,
  4. Peran negara-negara middle power dalam memengaruhi dinamika global.

FPCI memiliki total 55 Chapter yang tersebar di Seluruh Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Acara ini tidak hanya menandai perjalanan 10 tahun Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), tetapi juga mencatatkan sejarah baru, di mana Chapter Universitas Pasundan (Unpas) berhasil mengirimkan jumlah peserta terbanyak yang menghadiri konferensi tersebut.

Chapter Unpas yang aktif dalam isu diplomasi publik dan hubungan internasional mendaftarkan lebih dari 100 mahasiswa untuk menghadiri acara ini. Partisipasi besar ini mencerminkan semangat tinggi mahasiswa Universitas Pasundan terhadap kebijakan luar negeri dan peran Indonesia dalam kancah global.

Akmal Arzak sebagai Vice President Chapter Unpas menjelaskan terkait Chapter FPCI dan pendapatnya terkait acara CIFP 2024 “kami Chapter Universitas Pasundan disini merupakan cabang dari FPCI Pusat, semua pesan-pesan dan ilmu baru yang disampaikan dalam acara CIFP (2024) ini sudah tersampaikan dengan baik, ada beberapa yang tidak kami mengerti tetapi so far cukup memuaskan. Dari Unpas sendiri ada 100 lebih peserta yang mendaftar di acara ini yang mana Unpas ini nomor 1 terbanyak, hal ini terjadi karena minat dari universitas sendiri terkhusus di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik yang senang dengan aktivitas di luar kampus apalagi ini merupakan acara konferensi terbesar di dunia” Ungkapnya.

“fokus dari acara CIFP ini ingin membuktikan bahwa negara middle power punya role penting dalam membawa perdamaian dunia. Selain itu Chapter Unpas mendaftarkan lebih dari 100 peserta untuk menghadiri acara ini. dibandingkan dengan Chapter yang lain, Unpas ini salah satu yang terbanyak karna hanya ada satu Chapter kampus yang dapat bersaing dengan kita dari segi kuantitas pada hari h acara yakni UNSIKA dengan 70 partisipan” Ujar President Chapter FPCI Unpas, Muhammad Ridho Aslam terkait partisipasi terbanyak dalam acara CIFP 2024.

Vice President Chapter Unpas, Lulita Suman juga menambahkan terkait dinamika persiapan acara CIFP 2024 oleh Chapter Unpas, “kalau buat persiapan mengatur peserta ke CIFP, karena animo Unpas itu mahasiswanya lumayan banyak jadi fun fact nya Unpas itu dalam pesertanya terbanyak di CIFP yaitu mencapai 100 lebih. Nah untuk mempersiapkannya kami mempersiapakan dari jauh – jauh hari sebetulnya, jadi setelah punya staff itu kami langsung membagi (jobdesc) dari pre-campaign sampai ke-campaign dan sebelum acara CIFP-nya kami membagi panitia terus juga jobdesc dan open juga buat temen-temen mahasiswa dari (jurusan) selain HI” Ujarnya.

Dapat disimpulkan bahwa dari hasil wawancara dengan President dan Vice President Chapter Unpas ini mengatakan bahwa memang Chapter Universitas Pasundan berhasil mengirimkan partisipan terbanyak pada acara CIFP 2024 ini.

Selain itu, Unpas juga aktif berpartisipasi dalam Session Partner yang membahas tentang “Can Prabowo’s Administration Take Indonesia’s Climate Policy to the Next Level?” yang di moderatori oleh Andhyta F.Utami sebagai CEO of Think Policy dan diisi oleh sejumlah nama seperti Priyanto Rohmatullah sebgaai Director of Environment of the Ministry of National Development Planning/Bappenas, Government of Indonesia; Kami Handayani sebagai Executive Vice President of the Energy Transition and Sustainability PT Perusahaan Listrik Negara (PLN); Dharsono Hartono sebagai CEO of PT. Rimba Makmur Utama; Permanent Chair of ASEAN Alliance on Carbon Markets (AACM); Fabby Tumiwa sebagai Executive Director of Institute for Essential Services Reform (IESR); Aditya Bayunanda sebagai CEO of WWF Indonesia.

Partisipasi besar dari Unpas di CIFP 2024 menunjukkan pentingnya pendidikan dan komunitas kampus dalam membangun kesadaran global di kalangan generasi muda. Dengan kehadiran signifikan ini, Unpas tidak hanya memperkuat citranya sebagai institusi pendidikan yang berorientasi global, tetapi juga membuktikan bahwa kampus dapat menjadi motor penggerak dalam diplomasi berbasis warga negara.

 

Penulis : Kintan Gandari

Penyunting : Erron Dwi Putra Katuwu


Tidak ada komentar