Header Ads

Tak Takut Gagal! Cerita Inspiratif Yulinar Fachriny, Mahasiswa Berprestasi FISIP UNPAS 2024


Gambar : Yulinar Fachriny, Mahasiswa Berprestasi FISIP Unpas

Sumber : Rara Assadya Putri Bandung


Bandung, BPPM Pasoendan – Proses Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat fakultas di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan telah selesai dilaksanakan pada Jumat lalu (8/11). Dari sebelas peserta yang mewakili lima program studi, Yulinar Fachriny Ayuba (Prodi HI 2023) atau akrab disapa Inay terpilih sebagai salah satu dari dua Mahasiswa Berprestasi FISIP UNPAS 2024.

Pada Karya Tulis Ilmiah yang merupakan salah satu indikator penilaian PILMAPRES, Yulinar mengusung KTI dengan judul Rundayan Sebagai Komunitas Mahasiswa Sebagai Tanggung Jawab Terhadap Food Waste dan Food Hunger di Kota Bandung Untuk Pemfokusan SDGs Nomor 2.1. Melalui KTI tersebut, ia menjelaskan bahwa komunitas yang ia buat tersebut tidak hanya berfokus untuk mengurangi limbah makanan tetapi juga bertujuan untuk mengatasi kelaparan.

“KTI kita itu harus based dari poin SDGs, dan kebetulan aku memilih SDGs nomor dua yaitu Zero Hunger. Rundayan sendiri aku bikin karena (melihat) banyak banget kasus food waste di Bandung, yang ujung-ujungnya jadi sampah. Padahal ada beberapa yang masih layak untuk diolah kembali dan didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Jadi kita gak cuma melawan food waste tapi juga melawan food hunger” jelasnya.

Dengan memperdalam riset KTI tersebut serta memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada PILMAPRES tingkat fakultas, Yulinar kemudian akan mewakili FISIP dalam PILMAPRES tingkat Universitas yang akan diselenggarakan pada 20 November 2024 mendatang.

“Kalau persiapan sendiri, dari FISIP sudah memfasilitasi buat coaching. Terus ada juga pelatihan presentasi, karena kemarin ketika presentasi, hal-hal kecil kaya gerakan tangan bahkan aksesoris yang aku pake itu dinilai. Buat persiapan lain, aku fokus buat merevisi KTI dengan memperdalam riset, terus latihan presentasi juga, dan melengkapi administrasi yang kurang” tuturnya.

Disamping baik secara akademik, peserta PILMAPRES diharuskan menjadi anggota aktif organisasi baik internal ataupun eksternal kampus. Yulinar merupakan demisioner dari BEM FISIP UNPAS dan saat ini ia tergabung dalam organisasi internal UNPAS MUN dan organisasi eksternal AIESEC in Bandung. Saat ditanyai mengenai tips mengatur waktu antara organisasi dan perkuliahan, Yulinar menjawab jika ia telah memiliki aturan tetap mengenai jadwal kesehariannya.

 “Aku biasanya punya time-time sendiri. Misalnya dari pagi sampai sore itu fokus untuk kuliah, setelah dari itu baru aku fokus ke organisasi. Kalau ada jadwal organisasi yang bertabrakan, aku biasanya set priority dengan mempertimbangkan mana yang lebih prioritas dan mana yang lebih benefitial buat aku” jelasnya. Yulinar juga bercerita bahwa ia mengandalkan Google Calendar untuk menjaga agar seluruh jadwalnya berjalan lancar dan terstruktur setiap hari.

Ia sangat mendorong mahasiswa lain agar turut berorganisasi dan mencari pengalaman sebanyak mungkin apalagi saat masih menjadi mahasiswa baru. Ia berpesan kepada pembaca untuk tidak takut mencoba hal baru dan belajar di luar kampus. Karena menurutnya, kemampuan seperti public speaking dan relasi di luar kampus itu sangat penting.

“Jangan takut ikut organisasi karena koneksi itu penting. Jangan diam di tempat, karena setelah lulus kita akan hidup layaknya manusia pada umumnya. Jangan pernah berhenti di level ini aja. Kalau bisa, setiap semester ada tanjakan barunya” tutur Yulinar.

Sebagai penutup, Yulinar memaparkan dibalik keberhasilannya saat ini, ia juga telah mengalami berbagai kegagalan hingga sempat mengalami gap year. Namun, ia menjadikan kegagalan-kegagalan tersebut sebagai arah baru menuju hal yang lebih baik.

“Aku pernah ketolak kampus beberapa kali. Tapi aku selalu melihat kegagalan sebagai awal yang baru. Jadi kalau misalkan di tolak atau gagal itu tuh aku anggap bukan sebuah rejection, tapi itu redirection. Karena bakal datang hal baru yang jauh lebih baik dari yang aku ekspektasikan,” pungkasnya.


Penulis : Rara Assadya Putri Bandung

Penyunting : Erron Dwi Putra Katuwu

Tidak ada komentar