MALAM HENINGKU
sungguh aku menyatakan ini dengan rasa
bukanlah obsesi maupun logika
bimbang sudah perasaan yang kujunjung tinggi
pecah belenggu hatiku saat ini
mengapa kau mengatakan rasa nyaman kala itu?
mengapa kau memberikan hangat pelukan kepadaku?
sungguh aku merasa tenang dan nyaman bersamamu
dan kulupakan semua masalah masa lalu hanya dalam sekejap waktu
sekejap saja kita mengenal rasa ini
namun sekejap pula engkau hancurkan perasaan ini
oh, wanita yang kusayangi, mengapa pula engkau begini?
mengapa pula kau membuat bimbang akan perasaan ini?
Kususuri gelap malam saat kau berkata “aku pergi”
kembali kuteguk minuman yang membuatku sakit kembali
kembali pada hal-hal yang membuatku menyiksa diri
pikiranku tak lagi sama seperti hari-hari kemarin
semakin kencang kugenggam minuman ini
Tanpa sadar air mataku mengalir deras membasahi pipi
terbasuh sudah luka dengan air mata sendiri
saat itu pula lembut halus angin gelap malam menemaniku
wahai kasihku
kau tahu bahwa saat ini aku telah menyayangimu
meskipun hanya dalam sekejap mata
layaknya awan menelan bulan dilangit kelam
redup sudah mataku, remuk sudah hatiku
akhirnya kutuliskan, kuucapkan puisi ini dengan gemetar seluruh jiwaku
menghancurkan kontruksi logikaku
dan hilang sudah kesadaranku
wahai wanita cantikku
begitu indah senyum dan matamu
indah pula ketika kau menggambar dalam satu lembar kertas itu
memberikan tanda jari seakan itu adalan janji untuk kita nanti
namun pada akhirnya aku ucapkan!
selamat berbahagia wahai wanitaku
engkau berhak memilih
karna aku sadar, bukan akulah pilihanmu
begitupula aku bukan pilihan
dengan segenap hati aku mencintaimu
terimakasih sudah menemani kesepianku
walau pada akhirnya kau pergi menginggalkanku
dan meninggalkan rasa perih seperti masa lalu
Bandung, 17 Oktober 2023
Untukmu, wahai kasih sayangku
-Anonim
Beri Komentar