Header Ads

HARI TEATER SEDUNIA, TELISIK KISAH DUA LEGENDA TEATER INTERNASIONAL

 


Teater merupakan seni dalam beradegan, di mana seni ini merupakan seni yang menceritakan suatu kisah melalui gestur tubuh dan kata-kata. Biasanya kisah yang disajikan dalam pentas teater merupakan adaptasi dari kisah nyata, atau refleksi darinya. Alur cerita teater sendiri kerap menyiratkan pesan-pesan moral diakhir pertunjukan, dengan harapan dapat dibawa pulang serta dijadikan pelajaran oleh penonton, setelah usai menyaksikan pentas.

Seperti beberapa kegiatan seni lainya, teater juga memiliki hari istimewa di setiap tahunnya. Tanggal 27 Maret resmi ditetapkan sebagai hari teater sedunia. Pencetus hari teater sedunia atau World Theatre Day itu adalah institusi di bawah naungan UNESCO, yang bernama International Theatre Institute (ITI).  ITI adalah organisasi seni teater terbesar, yang terletak di Kota Paris, kota yang terkenal dengan sebutan city of love, mengesahkan hari teater sedunia sejak tanggal 27 Maret 1961.

Secara etimologi teater berasal dari bahasa Yunani "theathron" yang memiliki arti gedung pertunjukan. Oleh karena itu, teater dapat diartikan sebagai gedung tempat menonton pentas pertunjukan.  Dalam sejarahnya, kesenian yang dimulai oleh orang-orang Yunani kuno ini pada awalnya, dilakukan di pinggiran bukit dengan tempat duduk yang mengelilingi lantai teater yang berbentuk setengah lingkaran.

Seni teater yang kita kenal saat ini berbeda dengan seni teater pada era 753 SM. Seni teater yang kita kenal saat ini dipentaskan dalam ruangan yang nyaman serta kursi yang empuk, supaya audiens merasa nyaman saat menyaksikan pagelaran. Sedangkan pagelaran seni teater pada waktu 753 SM dipentaskan di Colosseum Roma, Italia. Selain dipergunakan sebagai panggung pertunjukan untuk mempermainkan banteng, pada era itu Colosseum juga dipergunakan sebagai panggung tempat pagelaran seni teater.

Gimik yang disuguhkan juga berbeda dengan teater pada zaman sekarang. Pada saat itu teater tidak hanya menampilkan gerakan serta kata-kata saja. Melainkan menyajikan beberapa menu pementasan yang mungkin, jika dilihat di zaman Sekarang akan tampak tidak biasa. Hal yang tampak tidak biasa itu seperti adegan membunuh hewan sungguhan yang menjadi salah satu dari sekian menu pertunjukan teater pada zaman itu.

Beragam pagelaran seni teater yang telah dipentaskan di masa lalu begitu berdampak pada kesenian teater pada masa kini. Saat ini bentuk panggung pementasan tidak lagi di pinggiran tebing atau di tengah Colosseum. Bentuknya sudah jauh lebih modern serta telah menggunakan teknologi canggih. Maka dari itu, sebagai upaya merayakan hari teater sedunia, mari simak dua tokoh teater legendaris dalam kancah teater dunia.


Sarah Bernhardt

Tokoh teater legendaris dunia yang pertama ada Sarah Bernhardt, yang memiliki nama lengkap, Henrriete Rosine Bernardt. Tokoh ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun wanita yang memiliki pseudonim The Devine Sarah ini, adalah aktris kondang sepanjang abad 19 hingga 20. Pada zaman itu Bernhardt menjadi simbol kecantikan dan keanggunan. Menurut novelis, penyair, dan dramawan asal Irlandia, Oscar Wilde – pemberi julukan The Devine Sarah – menggap Bernhardt sebagai wanita yang tidak memiliki kekurangan apapun.

Ibu Sarah Bernhardt bernama Julie Bernhart, yang merupakan wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) asal negeri kincir angin, Belanda. Namun, memilih untuk menentap di Paris. Sarah Bernhardt adalah hasil dari hubungan di luar nikah, yang lahir pada 23 Oktober 1844 dan meninggal 26 Maret 1923. Bernhardt bercita-cita menjadi seorang biarawati, namun kekasih ibunya Duke de Morny – saudara tiri Charles Louis Napolleon Bonaparthe – menginginkan sarah menjadi aktris teater. Saat usianya 16 tahun Bernhardt dimasukan ke sekolah akting milik pemerintah, bernama Conservatoire de Paris, oleh Duke de Morny.

Saat bersekolah di sana, Sarah Benrhardt dinilai oleh gurunya kurang  kompeten untuk memainkan seni peran. Terlebih, Bernhardt juga menilai metode pengajaran dari Conservatoire de Paris sudah usang dan kuno. Akhirnya Bernhardt memilih untuk meninggalkan sekolah tersebut pada tahun 1862. Kendatipun begitu, atas pengaruh kekasih ibunya, Duke de Morny, Bernhardt berhasil diterima di perusahaan teater nasional yang bernama Comedie Francaise.

Tiga debut teater yang dimaikan Bernhardt selama menjadi aktris di Comedie Francaise, tidak berhasil membuat dirinya menjadi perhatian publik, termasuk mencuri perhatian dari kritikus teater pada saat itu. Sayangnya, Bernhardt harus hengkang dari Comedie Francaise setelah menampar aktris senior, yang telah bersikap kurang baik terhadap adik Bernhardt. Akhirnya, Bernhardt harus merelakan kesepakatan kontrak dengan Comedie Francaise batal, pada tahun 1863.

Sarah Bernhardt pernah berperan sebagai Anna Damby dalam teater bertajuk “Revirval of Kean," karya dari penulis ulung asal Prancis, Alexander Dumas. Bernhardt berhasil mencapai titik kesuksesan pertamanya pada tahun 1868 setelah menandatangani kontrak dengan Odeon Theatre di tahun 1866. Tidak hanya berhasil mencapai puncak karir di Paris, Bernhardt juga berhasil mengharumkan namanya hingga ke London. Di sana Bernhardt membuat tur ke negara-negara seperti Amerika, Kanada, dan Australia.

Akhirya Sarah Bernhardt suskes menjadi bintang besar dan menembus kancah internasional. Setelah suskes atas semua pencapaiannya, pada tahun 1899 Bernhardt mendirikan teater di Paris dengan nama Theatre Sarah Bernhardt. Sayangnya, pada tahun 1905 Bernhardt harus kehilangan satu kakinya karena penyakit gangrene, dampak dari cedera lutut akibat lompat dari tembok pembatas dalam adegan teater yang bertajuk La Tosca.


Anton Chekov

Pelaku seni legendaris berikutnya adalah Anton Pavlovich Chekhov, atau lebih dikenal dengan nama Anton Chekov. Penulis, fisikawan, serta dramawan asal Rusia ini lahir pada 29 Januari 1860 dan meninggal pada 15 Juli 1904, ketika usianya menginjak 44 tahun. Anton Chekov terkenal dengan cerpen-cerpen dan drama-drama yang dirinya mainkan. Beberapa judul drama yang dimainkan Chekov seperti Ivanov (1887), The Bear (1888), Uncle Vanya (1899-1900).

Anton Chekov dilahirkan di pelabuhan kecil di kota bernama Taganrog, desa kecil yang terletak di laut Aznov, Rusia selatan. Ayahnya seorang saudagar yang menjajakan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, ayah Chekov juga tergabung dalam perhimpunan serikat pedagang pada masanya. Sementara kakeknya Antonio Chekov hanyalah seorang petani zaman feodal yang telah berhasil membeli kebebasan. Chekov merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara.

Saat bersekolah, Antonio Chekov merupakan anak yang tidak suka unjuk gigi, serta pemalu. Kendati begitu, bukan berarti Antonio Chekov anak yang pendiam. Dirinya gemar memberikan komentar-komentar yang satire, dan membuat nama-nama julukan lucu untuk guru-gurunya. Ketertarikannya dalam dunia seni teater atau seni peran, sudah terlihat saat usianya genap 8 tahun. Saat itu Chekov senang pentas di teater-teater amatir yang ada di sekolahnya.

Dia juga sering menghadiri setiap pertunjukan yang dipentaskan di desa. Pagelaran teater pertama Anton Chekov yaitu di panggung teater Kota Taganrog. Pementasan yang terselengara pada 4 Oktober 1873 itu bertajuk “La belle Hélène” karya dari Jacques Offenbach. Saat itu Chekov berusia 13 tahun, dan pada saat itu pula Chekov mulai mencintai seni teater. Karena kecintaanya dengan seni teater, Chekov pernah menghabiskan seluruh tabunganya hanya untuk menonton pertunjukan teater.

Ayah Antonio Chekov, bernama Pavel Yegorovich Chekhov. Pada tahun 1875 Chekov harus menelan kenyataan pahit ketika mengetahui ayahnya terlilit hutang. Sehingga mengharuskan ayahnya pergi ke Moskow, dengan maksud melarikan diri. Hal tersebut menjadi masa-masa sulit bagi Chekov, sehingga dirinya harus menjual barang-barang bekas dan bekerja di gudang pakain, demi membayar studinya. 

Saat usianya 41 tahun, Chekov menikah dengan Olga Leonardovna Knipper, seorang aktris yang sering bermain dalam dramanya. Kegiatanya yang padat sebagai pengarang dan pengabdi masyarakat membuat Chekov jatuh sakit. Tambah lagi dengan penyakit TBC yang diidapnya, akibat tertular dari pasiennya. Akhirnya ia meninggal pada 15 juli 1904.



Benta.


Tidak ada komentar