Header Ads

EDITOR PERLU MENYODORKAN ALTERNATIF TANPA SUNGKAN, KADANG TANPA AMPUN

 

Gambar: Tri Joko Her Riadi sedang memaparkan materi dalam webinar online melalui zoom meeting 
Sumber: Lulu BJ Situmeang


BPPM PASOENDAN – Webinar bertajuk "Teknik Menyunting dan Meramu Naskah Berita" yang diselenggarakan oleh Journal367 secara online melalui zoom meeting pada Sabtu, (3/12/2022) mengundang pendiri dari portal media BandungBergerak.id Tri Joko Her Riadi sebagai pemateri. Webinar ini membongkar fakta-fakta menarik terkait editor berita dan penyuntingannya.

Editor sering dianggap sebagai penyunting naskah berita dalam keredaksian. Masih banyak orang yang mengira bahwa tugas editor merupakan tugas yang sederhana, tidak lebih dari memperbaiki struktur kata, kalimat, dan tanda baca. Namun, sejatinya peran editor lebih dari hal-hal tersebut.

Tri menjelaskan bahwa seorang editor harus mau mempelajari banyak hal baru karena mereka akan menerima berbagai jenis tulisan.

"Kira-kira menjadi editor yang pertama itu adalah mau mempelajari banyak hal baru karena kamu akan menerima beragam jenis tulisan entah itu mungkin reportase, baca esai, belum lagi topiknya. Mungkin reportase yang ngomongin isu-isu sosial saat ini, tapi 3-4 jam kemudian kamu menerima reportase mengenai pameran lukisan, itu dua hal yang berbeda," jelasnya.

Kemudian Tri juga menuturkan terkait perlunya banyak membaca karena seorang editor akan menyunting banyak tulisan dan editor memerlukan banyak referensi. Berikutnya, editor harus mengakrabkan diri dengan bahasa Indonesia dengan mengetahui kata-kata baku yang benar dalam KBBI.

Ia menyebutkan bahwa jeli terhadap detail pun menjadi sebuah kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang editor. Jeli terhadap detail bermaksud agar editor jeli terhadap masalah yang tersajikan dalam tulisan tersebut sehingga editor perlu mengasah kejeliannya terhadap detail.

Selanjutnya, editor harus proaktif dan berani menyodorkan alternatif tanpa sungkan, terkadang tanpa ampun.

"Berikutnya adalah berani menyodorkan alternatif tulisan, judul, dan alternatif pembukaan. Jangan karena ga enak, jangan karena sendiri sehingga takut editingnya terlalu ekstrem, terlalu frontal, berbeda dari yang dikirim misalnya. Menyunting itu akan menyeluruh jadi ga apa-apa," kata pendiri BandungBergerak.id tersebut.

Dalam hal penyuntingan, apabila dirasa ada yang membingungkan dari maksud penulis dalam tulisan yang kurang jelas, banyak data yang dirasa masih kurang lengkap, sehingga merasa banyak hal yang perlu diubah dalam tulisan tersebut, editor tidak perlu sungkan dan mempertanyakan isi dan memberi saran pada sebuah tulisan yang diterimanya dengan melakukan komunikasi yang baik bersama penulis ataupun reporter.

Pernyataan-pernyataannya tersebut bermaksud supaya editor mampu memiliki kualitas dan kemampuan yang lebih dari reporter ataupun penulis berita. Pula, tidak ragu untuk membahas tulisan tersebut langsung pada penulis ataupun reporternya. Alih-alih seorang editor melakukan tindakan yang kurang menyenangkan, seperti secara langsung mengubah judul dan makna dari isi pemberitaan yang telah ditulis tanpa mengkomunikasikannya terlebih dahulu.

Kemudian Tri menyampaikan bahwa menyunting tidak sebaiknya dilakukan agar berita terlihat menarik yang kemudian dimuat seolah-olah penting. Namun, menyunting dilakukan agar berita yang penting dikemas menjadi menarik dan relevan.

"Menyunting itu penting, membuat yang penting itu menjadi menarik dan relevan, bukanya dibalik seolah-olah penting. Bukan kek gitu. Kalo dibalik dulu baru dibikin seolah-olah penting, nanti tulisan kalian akan tentang entertaiment. Bukan masalah entertaiment-nya, tetapi kehidupan private orang di dunia entertaiment, urusan-urusan rumah tangga, bahkan sinopsis sinetron bisa jadi berita. Nah, kenapa dipilih? Karena menarik, lalu dibuat seolah-olah penting," ungkapnya.

Editor dalam perannya sebagai seorang jurnalis perlu mengetahui terlebih dahulu siapa audience dan pembacanya dan seperti apa mereka. Dengannya jurnalis mampu mengetahui topik-topik apa saja yang perlu diangkat dan tulisan seperti apa yang layak terbit.

Jurnalis dituntut untuk peka terhadap kepentingan publiknya, apakah topik dan tulisan yang mereka buat tersebut penting bagi audience maupun pembaca atau tidak. Setelahnya, jurnalis baru bisa membuatnya jadi menarik.

Editor memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan jurnalis. Jika seorang editor efektif dalam melakukan tugasnya, maka jurnalis dapat berkembang. Keefektifan editor dalam melakukan perbaikan naskah berita dapat memberikan kesadaran dan pengetahuan baru bagi para jurnalis.

Sangat penting untuk saling memberikan pelajaran, komunikasi yang baik, dan kesepakatan bersama dalam bekerja sama agar menghasilkan tulisan-tulisan yang lebih berkualitas. Tidak hanya editor kepada jurnalis, namun jurnalis juga kepada editor sehingga keduanya sama-sama berkembang.


Penulis & Reporter: Lulu BJ Situmeang.

Editor: Tania.


Tidak ada komentar