Header Ads

Pertunjukan Teater Satir Oleh Mahasiswa Saat Demo di Depan Gedung DPRD Jabar

PERTUNJUKAN TEATER SATIR OLEH MAHASISWA SAAT DEMO DI DGEDUNG DPRD JABAR 

Gibran Ahmad Wahid dan Miftah sedang berperan menjadi rakyat yang ditindas, Kamis, (22/9/2022).

BPPM PASOENDAN – Mahasiswa mempertunjukan teater satir yang disajikan didepan gedung DPRD Jawa Barat pada saat aksi demo penolakan terhadap kenaikan harga BBM, yang berlangsung pada hari Kamis, (22/9/2022). Pertunjukan itu disaksikan oleh seluruh masa aksi hingga aparat kepolisian yang menjaga didepan pagar gedung DPRD Jawa Barat.

Disela-sela orasi mahasiswa yang menyampaikan aspirasi mereka kepada DPRD Jawa Barat terkait penolakan kenaikan BBM, aksi demo mahasiswa Jawa Barat menyisipkan teater singkat yang satir dalam unjuk rasa mereka. Teater ini dimainkan oleh Mahasiswa Universitas Nusantara, Gibran Ahmad Wahid dan temannya Miftah, yang berperan sebagai rakyat yang ditindas oleh pemerintah. Dan dua mahasiswa lainnya dari Universitas Padjajaran yang memainkan peran sebagai penindas.

Gibran dan Miftah menamai pertunjukan teater kecil tersebut dengan nama ‘Perjuangan Bangsa Untuk Kembali Bangkitkan Negara Ini’.

“Judulnya itu perjuangan bangsa untuk kembali membangkitkan Negara ini. Perjuangan mahasiswa ataupun perjuangan rakyat untuk mengembalikan kembali kemerdekaan di Negara ini,” ucap Miftah saat diwawancara BPPM Pasoendan dilokasi demo.

Teater tersebut menceritakan rakyat yang ditindas oleh pemerintahnya sendiri. Teater dibuka dengan dua orang yang berperan sebagai rakyat kecil, diseret, dipukul, hingga disiksa oleh dua orang berpakaian hitam yang memainkan peran sebagai pemerintah penindas.

Mahasiswa yang menyaksiskan teater diperkirakan berjumlah sekitar kurang-lebih seribu orang. Saat menontonpun mereka berseru-seru “Hidup masyarakat yang melawan! Hidup masyarakat yang melawan!” dan menyanyikan lagu ‘Tanah Airku’ yang diciptakan mendiang Ibu Saridjah Niung atau yang akrab dikenal dengan Ibu Sud.

Akhir dari cerita teater itu adalah menangnya perlawanan rakyat kecil yang ditindas atas pemerintah sebagai penindas. Lalu ditutup dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan proklamasi oleh Miftah yang berperan sebagai rakyat yang ditindas.

Miftah menjelaskan bahwasanya ide dari cerita teater tersebut terinspirasi dari perkataan Presiden pertama Indonesia, Ir.Soekarno, yang mengatakan bahwa perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya lebih berat dari pada perjuangan beliau, karena generasi-generasi penerus Indonaesia akan melawan bangsanya sendiri.

“Kami mahasiswa itu memang kami sadar, atas apa yang memang dikatakan oleh bung Karno, bahwasanya Negara ini tidak akan dijajah kembali oleh Negara lain tetapi akan dijajah oleh Negara sendiri, oleh bangsa kita sendiri,” ujar Miftah.

Sebagai infomasi, konsep teater yang ditampilkan dihadapan masa aksi dan aparat kepolisian itu, direncanakan secara mendadak oleh mahasiswa Universitas Nusantara yang berkolaborasi dengan mahasiswa dari Universitas Padjajaran.

“Baru tadi, karena tadi saya, komunikasi ataupun bekerja sama tadi, lupa lagi namanya, tapi dari Unpad” kata Miftah.

Dari pertunjukan teater mini itu diharapkan pemerintah dapat mengerti penderitaan masyarakat, dan menurunkan harga BBM saat ini. Gibran Ahmad Wahid yang juga aktor dalam teater yang memainkan peran rakyat yang tertindas, menanggapi fenomena kenaikan BBM ini. Menurutnya dampak kenaikan BBM melahirkan hambatan ekonomi dalam keluarganya.

“Dampaknya itu ketika hambatan kepada orang tua kita, ekonomi. Ujar Gibran.


Benta.

Tidak ada komentar