Aksi Demo Mahsiswa Jawa Barat Berakhir Kisruh
AKSI DEMO MAHASISWA JAWA BARAT BERAKHIR KISRUH
Mahasiswa Jawa Barat sedang orasi di depan gedung DPRD Jawa Barat, Kamis (22/9/2022). |
BPPM PASOENDAN – Kamis (22/9/2022) ribuan mahasiswa
kembali mengelar aksi demontrasi didepan gedung DPRD Jawa Barat. Masih dengan
tuntutan yang sama yaitu terkait penolakan naiknya Bahan Bakar Minya (BBM).
Demonstrasi berakhir kisruh, setelah aparat keamanan menembakan gas air mata
kepada para demonstran.
Pada awalnya demosntrasi berlangsung secara kondusif
dan damai. Mahasiswa dengan bebas berorasi menyampaikan aspirasi mereka
didepan pagar gedung DPRD Jawa Barat tanpa terlihat adanya indikasi kerusuhan.
Menurut pantauan BPPM Pasoendan dilapangan, aksi
tersebut terlihat mulai kacau ketika massa aksi mencoba untuk menerobos masuk
kedalam gedung DPRD Jawa Barat yang dijaga oleh aparat kepolisian. Hal tersebut
terjadi sekitar pukul 5.17 WIB.
Awal kekacauan ditandai dengan adanya lemparan benda-benda
oleh massa aksi kedalam gedung DPRD Jawa Barat, yang membuat aparat kepolisian
memperketat kekuatan keamanan. Terlihat oleh BPPM Pasoendan saat dilapangan,
benda-benda yang dilemparkan kedalam gedung DPRD Jawa Barat itu seperti pot
bunga, kayu, batu, hingga flare yang sedang menyala.
Saat itu terlihat serdadu Polisi berbaris dibalik
pagar DPRD Jawa Barat dengan persiapan lengkap seperti helm, tongkat, serta
perisai yang sudah siap untuk menahan lemparan benda-benda dari massa aksi diluar
pagar gedung DPRD Jawa Barat. Selain itu, mobil water cannon juga sudah mulai
dinyalakan.
Sebelum tembakan water cannon yang pertama,
terdengar suara dari dalam gedung DPRD Jawa Barat. Suara tersebut berasal dari
pihak kepolisian yang mencoba menghimbau massa aksi untuk tetap kondusif, dan
dapat menyampaikan aspirasinya dengan damai.
“Dimohon untuk mahasiswa untuk tidak anarkis, silahkan
menyampaikan aspirasinya dengan damai dan tertib,” teriak aparat kepolisian
dibalik pagar gedung DPRD Jawa Barat.
Tapi himbauan tersebut tidak diindahkan oleh ribuan
massa aksi, selebihnya membuat massa aksi semakin bersemangat mencoba untuk
menerobos masuk kedalam gedung DPRD Jawa Barat, dan semakin banyak benda-benda
yang dilemparkan kedalam.
Pada pukul 5.21 WIB mobil water cannon menembakan
air terhadap massa aksi untuk kedua kalinya. Tidak lama setelah itu, pukul 5.23 WIB
gas air mata mulai ditembakan, sehingga massa aksi yang tadinya berkerumun,
seketika berhamburan berpencar-pencar.
Demonstrasi ini tidak lain merupakan bentuk aksi
lanjutan dari pada aksi-aksi sebelumnya. Aksi ini juga menjadi bentuk ultimatum
dari elemen mahasiswa Jawa Barat, terhadap kebijakan pemerintah yang sudah
menaikan harga BBM.
“Ini aksi lanjutan kita, bentuk ultimatum juga dari
kita,” ujar Ilyasa Husni mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.
Lebih lanjut Ilyas mengatakan bahwa elemen mahasiswa
pada hari ini membawa empat tuntutan. Selain menurunkan BBM, tiga tuntutan
lainnya adalah menstabilkan harga bahan pokok, memprioritaskan anggaran subsidi
langsung dan tidak langsung, menghentikan alih fungsi lahan pertanian kebunan
dan optimalisasi lahan.
“Kita melayangkan empat tuntutan hasil dari
konsolidasi kemarin, dari beberapa daerah di Jawa Barat. Pertama, turunkan harga BBM kesemula, kedua
stabilkan harga bahan pokok, ketiga priotaskan anggaran subsidi langsung dan
tidak langsung untuk pemulihan ekonomi, keempat hentikan alih fungsi lahan
pertanian kebunan dan optimalisasi lahan pertanian,” ucap Ilyas.
Ilyas juga menambahkan bahwa Aksi tersebut telah melibatkan
sekitar seribu lebih mahasiswa dari berbagai Universitas yang ada di Jawa Barat,
“kira-kira kalo dihitung ada seribu lebih lah temen-temen tuh,” tambahnya.
Demo Pembawa Berkah
Dibalik haru-birunya aksi elemen mahasiswa
Jawa Barat, dilain sisi ada berkah yang diambil oleh pedagang kaki lima didalam
demonstrasi tersebut. Seperti apa yang dialami oleh Heri Stun (33). Heri adalah
pedagang cilor (aci telor) yang kerap berjualan disekitaran Jalan Diponegoro,
yang sudah berjualan sekitar dua belas tahun.
Kenaikan BBM tentu sangat berdampak bagi Heri, maka
karenanya Heri cenderung mencari konsumen dan mejajakan cilornya itu kepada
masa yang berdemonstrasi.
“Muhun, taun-taun ayeuna sa prak kanaikan BBM jadi
merosot ayeuna mah. Jadi milarian konsumen teh anu kanu demo weh, (Iya,
tahun-tahun sekarang semenjak kenaikan BBM [pendapatan] jadi merosot sekarang.
Jadi mencari konsumen itu ketempat demo saja)” ujar Heri.
Bagi Heri, adanya aksi demonstrasi merupakan berkah
buat dirinya. Karena jika tidak ada aksi demonstrasi, pendapatan Heri
berkurang, tidak sebanyak ketika berjualan pada saat ada aksi demonstrasi.
“Muhun, ngudak-ngudak demo weh. Kamari demo buruh
jeung ojol Alhamdulillah lajeng. Lamun teu aya demo mah entos weh, nambru eta
icalan teh, (Iya, cari-cari demo saja. Kemarin demo buruh dan ojol [Ojek
Online] alhamdulillah laku. Kalo tidak ada demo itu ya sudah, dagangan
menumpuk,” ucap Heri.
Heri bisa mendapatkan pendapatan hingga tiga ratus
ribu jika sedang ada aksi demonstrasi, namun jika tidak ada aksi demonstrasi
Heri hanya dapat meraup pendapatan sebesar tujuh puluh ribu saja.
Beri Komentar