Aliansi Mahasiswa Unpas Demo Rektor Soal DPP dan PKKMB
Lengkong Besar, BPPM Pasoendan- Eddy Jusuf selaku rektor Universitas Pasundan (Unpas) di
demo oleh Aliansi Mahasiswa Universitas Pasundan pada Jum’at (4/3) di depan
gedung rektorat Kampus II Unpas, Tamansari, Bandung. Rombongan mahasiswa dari
berbagai fakultas serta jurusan menggugat pihak rektor untuk memenuhi tiga
tuntutan gugatan, diantaranya; pertama, pemotongan
DPP (Dana Penyelengaraan Pendidikan); kedua, memberikan transparansi dana
PKKMB, biaya pembinaan bidang tiga dan biaya lainnya pada tahun ajaran 2020/2021
dan 2021/2022 di tingkat universitas; ketiga, tidak menaikan DPP hingga pandemi
Covid-19 benar-benar usai.
Aksi yang berlangsung dari siang hari, berakhir dengan
keluarnya rektor beserta jajaran dari gedung rektorat untuk menumui massa aksi.
Menanggapi tuntutan tersebut, Eddy Jusuf menyatakan akan mengkaji dahulu dengan
seluruh dekan fakultas perihal tuntutan yang
dilayangkan oleh mahasiswa kepada kampus, khususnya mengenai gugatan
pemotongan DPP.
“Mengenai pemotongan 25%, itu saya harus berbicara
dulu dengan para dekan. karena anggaran ini masuk ke fakultas masing-masing,
disamping rektorat. Nah setelah berbicara dengan dekan, mengenai usulan 25%. Baru
saya nanti ke yayasan, karena puncak terakhir legitimasi, bisa atau tidaknya
dipotong 25%, itu hasil pertemuan saya dengan para dekan, karena menyangkut
anggaran fakultas, dengan para dekan, kemudian ke yayasan,” ujar Eddy Jusuf dihadapan
seluruh peserta aksi Aliansi Mahasiswa Unpas Menggugat.
Aksi
ini di latar belakangi oleh keresahan mahasiswa-mahasiswi Unpas terkait tidak
adanya penurunan DPP selama pandemi Covid-19 yang sudah melanda Indonesia,
selama kurang-lebih empat tahun ini. Terlebih,
ketetapan pembayaran DPP dengan harga normal tidak sebanding dengan pelayanan fasilitas kampus bagi mahasiswa, karena
hingga saat ini pekuliahan masih dilaksanakan
secara online.
“Karena
mahasiwa itu diwajibkan untuk bayar DPP, tapi secara hak-hak mereka tidak
terpenuhi, seperti sarana prasana mereka juga tidak merasakan apa yang mereka
sudah bayar, karena hari ini pembelajaran daring dan tidak ada bentuk kebijakan
untuk meringangkan mahasiwa,” kata Irwan Iriawan, Ketua Umum BEM Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unpas.
Demonstrasi
mahasiswa berlangsung secara damai serta kondusif, tidak terjadi kericuhan,
baik dari mahasiswa atau pihak lain. Seperti yang dikatakan Aldi Hadian
Hartanto, Ketua Umum BEM Fakultas Hukum (FH) bahwa aksi ini memang merupakan
aksi yang damai.
“Karena
aksi ini aksi nafas panjang, kita berharap mahasiwa-mahasiwa yang lain pun
memahami kenapa kita membuat aksi damai ini dan alhamdulillah tercapai. Kita aksi ini mempunyai tuntutan dan
berdasar yang diharapkan pun terjadi untuk hari ini, tidak ada keributan,
antara mahasiwa, atau keributan dari pihak-pihak yang lain,” kata Aldi.
Ghifari
Adzani Akbar sebagai Ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP)
berharap tiga tuntutan yang diajukan
melalui naskah akademik oleh Aliansi Mahasiswa Unpas dapat terealisasikan.
Serta pihak rektorat bersedia melihat kondisi dan situasi terkini sebagai
pertimbangan dalam memenuhi tuntutan tersebut.
“Harapannya,
tentunya berhasilnya, atau direalisasikannya hal-hal yang memang kita tuntut
melalui naskah akademik. Saya harap, pihak rektorat dapat melihat situasi dan
kondisi hari ini gitu,” pungkasnya.
Terakhir,
Eddy Jusuf menyampaikan rektorat akan mengundang ketua lembaga kampus dan pihak
penanggung jawab aksi untuk menindaklanjuti tiga tuntutan tersebut. Kemudian,
lebih lanjut kampus akan memberikan keputusan berdasarkan pada hasil konsolidasi
pada Rabu, 8 Maret 2022.
Penulis: Benta
Penyunting: Sherani
Beri Komentar