Header Ads

Melawan Stigma Isu Kesehatan Mental

Pamflet Pelatihan Menulis Isu Kesehatan Mental yang dilaksanakan bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung dengan Ruang Empati, Kamis (04/11/2021). 

Bandung, BPPM Pasoendan - Pelatihan Menulis Isu Kesehatan Mental dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting  yang dihadiri Jurnalis dari berbagai Media Pers. Permasalahan Kesehatan mental semakin meningkat apalagi di masa pandemi dan maraknya stigma msyarakat yang belum memahami tentang isu kejiwaan. Peran Jurnalis sangat dibutuhkan untuk memberikan edukasi yang bertujuan menghentikan paradigma masyarakat yang berdampak buruk bagi penyintas kesehatan mental.

Salah satunya, Postpartum depression sama dengan baby blues adalah depresi yang terjadi setelah melahirkan. Tidak mudah memulihkan diri ketika mengalami masalah kejiwaan, namun memang diperlukan pengawasan dan konsultasi berkala melalui uluran tangan profesional Psikiater. 

"Hal yang bisa saya lakukan, pertama penerimaan terhadap diri bahwa ada yang salah dengan diri saya dan ada yang harus saya hadapi dengan mencoba menerima emosi yang keluar pada diri sendiri dan jangan ditahan tapi benar-benar dikeluarin aja. Mau Nangis ya nangis aja dan mau marah ya marah aja," tutur Mia Dwi Susilowati selaku penderita Postpartum depression saat menceritakan melalui daring, Kamis (04/11/2021) sore.

Selain Mia, Pelatihan Menulis ini juga menghadirkan Dr. Elvine Gunawan, Sp.KJ, Psikiater dan Co-founder Ruang Empati, sebagai pemantik yang memaparkan mengenai stress yang memang diperlukan pada manusia justru ketika manusia tidak memiliki stress maka performa akan kurang baik, tetapi jika terlalu banyak stress akan membuat performa menjadi buruk. 

"Dalam data WHO tahun 2021 yang khusus membicarakan wanita ternyata memang selalu lebih tinggi apalagi pada masalah hormonal. Gangguan jiwa pada perempuan banyak banget ditambah perempuan banyak mengalami kekerasan dengan angka yang signifikan," tuturnya.

Adanya rangkaian pemutaran video kampanye dengan judul "Aku sakit, tapi bukan ragaku" sebagai bentuk Hari Kesehatan Mental Dunia yang diambil dari kutipan kalimat pasien Dr. Elvine dan mempunyai makna pesan mendalam sekali. Selain itu, dilanjutkan dengan pemantik, Rio Tuasikal dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung mengenai media, stigma dan kesehatan jiwa.

"Jangan menulis pemberitaan yang mengungkap identitas, menceritakan detail kejadian, oversimplifikasi masalah dan mempublikasi foto tubuh atau momen kemantian," tuturnya. 

Peran media sangat diperlukan untuk memperhatikan informasi yang akan disampaikan agar bisa melawan stigma dengan menyajikan informasi edukasi bagi masyarakat. Tentu saja, dimulai dari tulisan-tulisan yang baik dan signifikan terhadap permasalahan kesehatan mental agar dapat mewujudkan pemahaman isu kesehatan jiwa.

Zakiana F. Matondang



 

Tidak ada komentar