Kegiatan Kemahasiswaan Harus Tetap Dijalankan: PKKMB 2021/2022
Wakil Dekan III, Drs. H. Sumardhani, M. Si, sedang menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan PKKMB 2021/2022, pada hari Senin (04/10).
Lengkong Besar, BPPM Pasoendan– Penyelenggaraan PKKMB FISIP UNPAS tahun ajaran 2021/2022 telah dilaksanakan pada tanggal 4-5 Oktober di Aula Suradireja. Sedangkan mahasiswa baru dapat mengakses pertemuan secara daring melalui zoom meeting, dan sebagian lainnya datang langsung ke kampus. Tahun ini mengusung tema Akselerasi Kebangkitan di Masa Pandemi, harapannya sesuai dengan tema. Jangan jadikan pandemi hambatan dalam melaksanakan kegiatan kemahasiswaan.
”Karena kegiatan kemahasiswaan harus tetap dijalankan, akselerasi ini supaya ada percepatan, jangan sampai dengan adanya pandemi kita diam saja, walaupun terkendala aturan tidak boleh berkerumun dan menggunakan waktu lama untuk berkerumun”, ujar Wakil Dekan III, Drs. H. R. Sumardhani, M. Si, Senin (4/10).
Pada dasarnya ketika offline penyelenggara PKKMB dipegang oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), sementara saat online dialihkan pada pihak Fakultas. Alasan yang melatarbelakangi keputusan tersebut, dikarenakan LKM terkendala dalam pengayaan alat dan sistem jaringan untuk menampung semua mahasiswa dalam sebuah ruangan pertemuan online.
Dari segi pendaftar peserta didik baru, tentu mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, menginjak kisaran angka 830 dari 1.200. Berdasarkan hasil dari diskusi bersama Wakil Dekan III di Universitas, terdapat dua faktor penyebab, diantaranya; pertama, yang paling utama yaitu permasalahan ekonomi orang tua mahasiswa; kedua, keberatan dari calon mahasiswa, apabila pembelajaran tetap online kembali akan menambah kebosanan mereka.
Ia menyampaikan, walaupun pandemi, asal daerah para pendaftar tidak hanya terpusat dari Jawa Barat khususnya kota Bandung. Namun tersebar dari kota-kota lainnya, seperti dari Sumatera, Riau, Gorontalo, Minahasa, Bone, dan Lampung, turut menyumbang putra-putri terbaiknya berkuliah di Unpas.
Menindaklanjuti perihal persoalan ekonomi yang dihadapi orang tua. Tahun pertama orang tua masih bisa mengatasi kebutuhan biaya kuliah karena mungkin saja mengalami tabungan. Kemudian di tahun kedua, covid terus meningkat dan ruang gerak masyarakat lebih dibatasi lagi. Oleh karena itu, perekonomian masyarakat yang sudah bermasalah, alih-alih jauh terpuruk lagi.
Ia beranggapan peran pemerintah sangat strategis mengurangi angka covid semakin landai. Maka kepatuhan masyarakat terhadap pembatasan sosial dan pengimplementasian protokol kesehatan jauh lebih digaungkan lagi. Hasilnya sekarang mulai terasa, jumlah terkena covid berkurang. "Ini kan pertanda baik, mudah-mudahan menjadi modal untuk pertemuan tatap muka kuliah di semester genap," tegasnya.
Lebih jauh tentang pembelajaran di masa pandemi sudah tercakup aturannya. Kampus mengintegrasikan pola pembelajaran dan komunikasi secara online. Umpamanya dalam satu semester, sudah ditentukan presentase sinkron asinkron. Dan keputusan akhirnya berada di tangan setiap dosen terkait disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Hampir seluruh dosen baik senior maupun bukan telah memahami penggunaaan teknologi untuk kebutuhan pembelajaran. Namun masih ada beberapa dosen, khususnya yang sudah senior belum terlalu mengerti. Cara mengatasinya, kampus telah memberikan arahan melalui video tutorial.
Harapannya saat pandemi ini menjadi suatu bagian yang harus dihadapi, ia menekankan agar setiap mahasiswa dan dosen tetap optimis. Dalam artian, menjalani kegiatan dengan tetap taat kepada aturan yang disampaikan pemerintah.
"Bayangkan umpamanya alat komunikasi zoom meeting tidak bisa menyatukan semuanya dalam ruang waktu yang sama, tamat semuanya," tuturnya. Dengan demikian, melalui teknologi mempengaruhi pesatnya arus kemajuan di satu sisi, juga membuat manusia lebih efektif dan efisien pungkasnya.
Sherani
Beri Komentar