Header Ads

Turbulensi Demokrasi didalam Tubuh DPM Fisip Unpas


Demokrasi pada esensinya menghargai perbedaan yang menuntut warga negaranya berlaku dewasa didalam menghargai perbedaan-perbedaan yang sifat nya politis dan ideologis. Tindakan diskriminatif atas dasar perbedaan merupakan argansi yang mencederai prinsip-prinsip demokrasi. Justru demokrasi menjamin hak-hak setiap warga negara yang sifat nya politis dan ideologis. Keputusan Re-Call terhadap beberapa anggota DPM Fisip Unpas tanpa Argumentasi yang jelas beberapa waktu yang lalu membuktikan bahwa turbulensi terhadap prinsip-prinsip Demokrasi di Internal DPM Fisip Unpas benar adanya, Bukan soal siapa dan dari kelompok mana keputusan Re-Call tersebut diayangkan, akan tetapi soal bagaimana kita menjaga prinsip demokrasi yang selama ini selalu kita utarakan dijalanan dengan pengeras suara dan spanduk bertajuk "Save Demokrasi" tatkala negara mulai arogan menindas dan merampas hak-hak warga nya. 

Kita harus melihat persoalan ini seobjektif mungkin dan lepas daripada hal-hal yang sifatnya politis, DPM Fisip Unpas harus menjelaskan apa yang menjadi alasan Re-Call terhadap beberapa anggota DPM dan bagaimana mekanisme yang di implementasikan dalam mengambil tindakan demikian. Selain itu tidak dapat dipungkiri beberapa anggota DPM tersebut merupakan hasil pilihan mahasiswa dan merupakan representasi mahasiswa.

Oleh karenanya penting bagi DPM Fisip Unpas untuk menjelaskan atau mengklarifikasi hal tersebut sejalan dengan  timbulnya pertanyaan besar oleh mahasiswa Fisip Unpas. Lebih lanjut juga mengingat cukup tingginya dinamika pada saat berlangsungnya musyawarah DPM Fisip Unpas dengan agenda menentukan calon Presiden Mahasiswa Universitas Pasundan dari Fisip Unpas. Sulit untuk tidak mengaitkan peristiwa tersebut dengan Re-Call terhadap beberapa anggota DPM tersebut. Oleh karena itu penjelasan dan klarifikasi daripada DPM Fisip Unpas menjadi penting agar mengakhiri asumsi dan opini yang berkembang, bahwasannya terjadi turbulensi demokrasi didalam tubuh DPM Fisip Unpas. 

Di alam Demokrasi kritik merupakan respon terhadap sesuatu hal yang dinilai tidak relevan, kritik bermakna sebuah bentuk kepedulian terhadap situasi dan kondisi yang terjadi terhadap sistem yang dianggap berjalan tidak semestinya. Kritik dimaksudkan agar Sistem berjalan sebagaimana mestinya. Kritik merupakan bagian daripada proses dialektika yang bertujuan menghasilkan berbagai solusi sebagai respon terhadap sesuatu yang dinilai tidak relevan  dan satu hal penting yang harus kita pahami bersama bahwa kritik tidak didasarkan kepada subjektivitas melainkan Objektivitas.

Akhir kata,

"Manakala terdapat 1000 orang yg mengatakan kebenaran maka aku adalah 1 diantaranya, manakala hanya tersisa 1 orang yang mengatakan kebenaran maka aku pastikan akulah orangnya".

Refo Satyanagara

(Ketua Fraksi Partai DISIP)

Tidak ada komentar