Geliat UMKM dan Koperasi di Masa Pandemi
Bandung, BPPM Pasoendan -- Himpunan Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial (Hima KS) FISIP unpas, mengadakan kegiatan webinar bertema "Keterlibatan Penyuluh Koperasi untuk Mendukung Program Pemerintah dalam Usaha Melindungi UMKM dan Koperasi pada Masa Pandemi Covid-19," pada Rabu (16/12), melalui Zoom Meeting.
Kegiatan yang digagas oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Dispartif) dan Dinas Pendidikan dan Kerohanian (Dispenhan) Hima KS ini, mengundang tiga pembicara yaitu Firman Arif Maulana, Irsan Jaelani dan Try Adhi Bangsawan. Firman mewakili perspektif Pemerintah, Irsan mewakili pegiat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan Try mewakili pegiat koperasi.
Firman yang menjadi pembicara pertama, menyampaikan materi terkait upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, diantaranya melalui program Bantuan Pelaku Usaha Mikro (BPUM). Program ini dibuat untuk membantu usaha-usaha mikro agar bisa bertahan dan bangkit di tengah pandemi Covid-19.
Ia menjelaskan, lewat program itu diharapkan usaha mikro bisa kembali bergerak sehingga aktivitas ekonomi juga ramai kembali. Ia juga menyebut koperasi bisa berperan dalam menggerakkan perekonomian rakyat. "UMKM ini bingung gapunya modal dan sebagainya, nah datanglah ke koperasi, tinggal dibicarakan, itu pun akan bisa dari segi pembiayaan," katanya.
Sementara itu Irsan yang menjadi pembicara kedua, berbicara dari sisi pelaku usaha. Menurutnya UMKM mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. "Sebagai tulang punggung ekonomi nasional, sektor UMKM memberikan banyak kontribusi seperti pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, penyerapan tenaga kerja," ujarnya.
Namun di masa pandemi ini kondisi UMKM mengalami situasi yang sulit. Ia memberi contoh ketika kebijakan PSBB diterapkan di berbagai daerah, aktivitas bisnis banyak yang harus berhenti karena mobilitas masyarakat dibatasi sehingga pelaku usaha kehilangan konsumennya. Ia lalu membandingkan krisis saat ini dengan krisis moneter di tahun 1998, menurutnya saat krisis moneter UMKM relatif bisa bertahan dan bahkan mendorong pemulihan ekonomi. "Kini kondisinya berbeda sekali, UMKM seperti lumpuh,” tambahnya.
Terkait bantuan pemerintah melalui program BPUM, ia mempertanyakan soal apakah program tersebut sudah tepat sasaran atau tidak sebab ia masih menemukan adanya bantuan yang tidak tepat sasaran, sehingga validasi data penerima menjadi penting untuk diawasi.
Pembicara ketiga, Try, berbicara dari perspektif pegiat koperasi. Menurutnya koperasi merupakan sistem alternatif untuk mengelola ekonomi masyarakat. Berbeda dengan sistem lainnya, koperasi yang keputusan tertingginya ada di tangan anggota memungkinkan setiap keputusan dibuat secara bersama-sama. “Anggota koperasi mampu memutuskan jalan dan masa depan usahanya sendiri, dan itu saya rasa tidak akan ditemukan dalam sistem ekonomi yang lain,” katanya.
Ia menambahkan, pandemi ini bisa dijadikan momentum persatuan ekonomi nasional. “Salah satunya adalah dengan berkesadaran bahwa mengurus ekonomi secara bersama-sama itu membuat kita terikat satu sama lain,” tuturnya.
Azmi
Beri Komentar