Sesalkan Tindakan Vandalisme di Kampus FISIP Unpas
Potret keluhan mahasiswa dalam bentuk vandal di
tembok Kantin Kampus I Unpas.
Lengkong Besar, BPPM—Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Sumardhani
menyatakan kekecewaannya pada mahasiswa yang melakukan tindakan vandalisme di
kampus FISIP Unpas.
“Kecewa terhadap
mahasiswa yang menyuarakan aspirasinya melalui tindakan corat-coret di tembok
kampus, padahal masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyuarakan
aspirasi,” ujar Sumardhani saat diwawancarai Senin, (1/4).
Pihaknya menyatakan
kemahasiswaan tidak pernah ragu untuk menolong mahasiswa yang sedang dalam
kesulitan, ditambah lagi tuntutan tersebut sudah pernah dijelaskan di beberapa
forum aspirasi mahasiswa seperti Menolak Bungkam oleh Himpunan Administrasi
Publik (HIMA-AP), Hari Aspirasi Hubungan Internasional oleh Himpunan Mahasiswa
Hubungan Internasional (HIMHI), dan Masa Reses Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)
FISIP Unpas.
Menurutnya, kampus juga
terus berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki diri. Dibuktikan dengan
penambahan beberapa buku di perpustakaan FISIP Unpas, rencana perbaikan
perpustakaan, dan pengadaan ruangan laboratorium.
“Sekarang kan kampus
sedang pembangunan, insyaallah gedung
baru akan dioperasikan awal tahun ajaran baru, dan fasilitas seperti
laboratorium Prodi Kesejahteraan Sosial dan Prodi Hubungan Internasional akan ada
di gedung baru,” ujarnya.
Mahasiswa Resah
Saat mengumpulkan
beberapa pernyataan mahasiswa, tim redaksi BPPM Pasoendan menemukan keresahan beberapa
mahasiswa yang tidak setuju dengan tindakan vandalisme.
Hendra Firdaus
mahasiswa Prodi Administrasi Publik’16 menyatakan keresahannya terhadap sikap
vandal yang hanya dapat membuat dampak negatif karena berbuah perusakan.
“Sikap vandal itu kan merusak fasilitas publik, baiknya
mahasiswa sadar bisa mengaspirasikan suaranya langsung dengan menghubungi bidang
kemahasiswaan,” ujarnya.
Serupa dengan
pernyataan Hutama Adhi, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi’17 yang tidak setuju
dengan tindakan vandalisme, menurutnya suasana kantin menjadi tidak nyaman.
“Kantin kan tempat
umum, suasananya jadi tidak enak dan jadi tidak estetis. Menyampaikan aspirasi kan bisa dengan cara lain bukan dengan
coret-coret kantin,” katanya.
(Melani Hermalia Putri)
Organ extra kok senono, logikanya lagi geser sepertinya
BalasHapusOrgan extra mana yang anda bilang? Anda sendiri taukan organ extra banyak, dan pembahasan diatas juga ga anda menyangkut tentang organ extra, jadi seolah" anda mengetahui siapa pelaku vandal diatas dan lngsung nembak organ extra, anda mahasiswa kan? Cobalah pakai logika anda dengan benar dan ga usah ngejudge logika orang lain, kalau anda dihadapkan di 1 forum dengan anak" orgam extra dalam hal logika, saya yakin logika andalah yang bakalan kegeser dan ujing" nya baper
HapusSalam Mahasiswa, Salam Pasundan Demokrasi
lah emng bner ko anak organ ekstra yang ngevandal, saya benari bilang yang melalukan itu organ extra HMI bahkan anak HMI yang yg bilang sendiri ke saya. lagian percuma nge vandal pake lambang anarkis gtu tapi tulisannya kami mau peraturan yang sehat , sejak kapan anak-anak anarkisme ingin peraturan sedangkan mereka sendiri hate the rules hahahahaha
HapusWkwkwk praduganya yang udah demo di depan kampus, dan kita bisa lihat dari bendera mana itu :)
BalasHapus