Indonesia Menjadi Negara Termalas Berjalan Kaki, Apakah Benar?
pasoendan.co — Pejalan kaki merupakan sebutan untuk seorang yang berjalan di trotoar maupun yang menyebrang di zebra cross. Aktivitas berjalan kaki ini sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi seluruh masyarakat dunia bahkan di Indonesia sendiri. Tapi apakah kamu tahu bahwa Indonesia menjadi negara dengan orang termalas berjalan kaki di dunia?
Menurut beberapa riset dari Standford University dalam Jurnal Nature tentang tingkat aktivitas orang-orang secara global dengan menggunakan aplikasi pemantau Argus. Dapat sebuah data bahwa Hongkong menempati peringkat pertama dari seratus sebelas negara berpatisipasi menggunakan aplikasi Argus yang dilengkapi accelerometer.
Hongkong menempati peringkat pertama dengan rata-rata 6.880 langkah kaki setiap hari. Dari riset seorang profesor di bidang bioteknik yaitu Scott Delp, membuktikan bahwa masyarakat Hongkong menyukai berjalan kaki untuk beraktivitas sehari-hari
Bagaimana dengan masyarakat Indonesia?
Menurut hasil riset yang sama, masyarakat Indonesia berjalan kaki rata-rata hanya sebanyak 3.513 langkah per-hari. Berbanding jauh dengan Hongkong yang menempati peringkat pertama, masyarakat indonesia lebih malas berjalan kaki.
Apa penyebabnya?
Banyak hal yang mendasari minimnya minat berjalan kaki pada masyarakat Indonesia, diantaranya seperti fasilitas yang tidak mendukung untuk pejalan kaki, dan sebagainya. Berikut beberapa sebab minimnya minat berjalan kaki di Indonesia:
1. Trotoar yang tidak layak
Di beberapa kota besar masih belum memenuhi standar trotoar yang layak dan masih kurang perbaikan secara berkala. Masih kurang layaknya trotoar menyebabkan masyarakat indonesia tidak mau berjalan kaki dengan alasan kenyamanan.
2. Trotoar telah beralih fungsi
Bukan rahasia umum bagi pejalan kaki mulai tersisih dengan beralihnya fungsi trotoar menjadi tempat usaha bagi segelintir orang seperti tukang dagang, warung, dll. Yang menyebabkan pejalan kaki berjalan ke jalan raya yang membuat orang beralih ke kendaraan pribadi dengan alasan keselamatan.
3. Masih belum meratanya fasilitas trotoar
Trotoar merupakan tugas pemerintah untuk menyediakannya tetapi beberapa wilayah di indonesia masih belum merata. Contohnya di desa masih belum merasakan fasilitas trotoar karena pembagunan yang masih berpusat di kota-kota besar.
4. DP Motor murah
DP motor murah membuat banyak orang bisa membeli motor, sehingga lebih memilih menggunakan motor daripada berjalan kaki, walaupun hanya ke warung komplek sebelah sekalipun. Setiap keluarga pasti memiliki motor, bahkan tiap orang dalam satu keluarga memiliki satu motor. Bukan hanya itu, menggunakan motor juga rasanya lebih trendi di kalangan remaja.
5. Gengsi
Menggunakan transportasi pribadi juga menimbulkan gengsi tersendiri, selain banyak mendapat perhatian, juga dipandang sebagai orang yang tidak kekurangan materi. Apalagi kalau menggunakan mobil pribadi, pasti tingkat percaya diri naik! Walaupun, mobilnya belum lunas.
Dengan belum layaknya fasilitas, dan mindset masyarakat Indonesia, wajar bila masyarakat bahkan mahasiswa memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang berjalan kaki bahkan menggunakan transportasi umum. Bahkan masyarakat dan mahasiswa di indonesia memiliki budaya yang bergantung kepada kendaraan pribadi untuk menjalankan aktivitas. Kalau kamu gimana?
(M.Farhan/Berbagai sumber)
Beri Komentar