Header Ads

Gustav Aulia: Mahasiswa Harus Bisa Bedakan Bacaan Fakta dan Non-Fakta



Lengkong Besar, BPPM -- Mahasiswa sangat lekat menggunakan sosial media mulai dari line, bbm, instragram dan media sosial lainnya. Pengguna aktif sosial media di Indonesia mencapai seratus enam juta orang. Dari sebanyak itu yang menjadi mayoritas pengguna yaitu kalangan anak muda yang berumur 25 tahun kebawah.

Maka tidak heran media dipakai untuk curahan hati seseorang, menghina seseorang atau mungkin kita terpropokasi oleh bacaan yang belum tentu fakta dan juga salah. Oleh sebab itu Gustav Aulia, pemateri Masa Bimbingan (Mabim) Prodi Ilmu Komunikasi menghibau untuk pintar menggunakan media dengan cara yang lebih baik dan mempunyai etika.

Karena menggunakan media dengan baik tidak akan terpropokasi oleh bacaan yang belum tentu kebenarannya. Maka dari itu mahasiswa harus bisa membedakan mana yang bacaan fakta dan salah.

"Apabila sebuah bacaan di media manapun yang kalian baca belum tentu salah dan juga fakta, maka dari itu kita mencari dan mempelajari sendiri kebenarannya karena anak kuliah pasti bisa membedakan mana yang fakta dan salah" Ujar Gustav Aulia, Rabu (13/09)

Contoh kasus apabila kita tidak pintar membedakan yang fakta dan salah yaitu pada saat rohingya sedang krisis kemanusiaan tetapi gambarnya bukan kejadiaan tersebut melainkan tragedi thailand oli bocor dan meledak. Tragedi thailand ini diubah menjadi pembantaiaan rohingya yang terjadi di nyanmar. Maka dari itu mahasiswa harus bisa mengetahui kebenarannya.

"Jadi anda Harus pintar mencari informasi, Jangan sampai anda kuliah tapi tidak mengerti cara membedakan mana yang salah dan fakta" Tutupnya.

Dani

Tidak ada komentar