Header Ads

Abdul Rosid: Jangan Salahkan Kami Bila Terjadi Kelangkaan


Lengkong Besar, BPPM – Bahan Bakar Minyak atau kita sebut dengan BBM telah menjadi kebutuhan masyarakat indonesia termasuk mahasiswa. Namun Kebutuhan pokok saja tidak menjamin para pekerja di dalamnya bisa sejahtera. Inilah yang terjadi kepada para crew Awak Mobil Tangki (AMT) PT Pertamina.

Para crew ini menganggap pihak PT. Pertamina Patra Niaga menjadi biang keladi yang mengambil hak kesejahteraannya. Mereka menggelar aksi mogok kerja nasional mulai sejak 19 Juni – 26 Juni 2017 di beberapa tempat yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Sulawesi dan Banten. Aksi mogok kerja nasional ini dimulai sejak pukul 00.00 WIB di tempat yang telah diizinkan oleh pihak kepolisian.

Aksi mogok kerja nasional ini menuntut Persoalan PHK,  kedua pengakatan karyawan vendor menjadi tetap, ketiga membayar uang lembur jika bekerja lebih dari delapan jam dan terakhir untuk pegawai yang telah pensiun diberikan pesangon.

Rosid mengatakan pihak PT Pertamina Patra Niaga belum menanggapi aksi mogok kerja ini.

“Belum ada tanggapan dari pihak PT Pertamina Patra Niaga, dia masih beralibi bahwa kami tidak ada hubungan kerja, namun pihaknya melakukan counter. Ini hal yang aneh menurut saya,” ujar Abdul Rosid dari Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia sekaligus menjadi koordinator Aksi Mogok Kerja Nasional di Bandung.

Ia menambahkan bahwa belum ada konfirmasi lanjutan dari tuntutannya hingga saat ini. Bahkan aksi mogok kerja ini merupakan akumulasi pemogokan dari gagalnya perundingan.

"Kita sudah melakukan perundingan, sudah punya nota pemeriksaan khusus dari Dinas Jakarta yang isinya adalah hak normatif yang harus berjalan. Salah satunya PT Pertamina Patra Niaga harus membayar uang lembur, dan juga mengangkat karyawan vendor menjadi karyawan tetap. Upaya-upaya itu sudah kita lakukan di Kementrian, bahkan di DPR sudah melakukan mediasi, kami juga telah menyampaikan tuntutan ke pihak Presiden," tambahnya.

Rosid pun menyesalkan PT Pertamina Patra Niaga tidak melakukan evaluasi karena masalah ini bukan hal yang baru. Ditambah lagi karyawan yang sakit langsung di pecat oleh pihak perusahaan bahkan BPJS yang sudah terdaftar pun menjadi tidak aktif pada saat pekerja akan berobat ke rumah sakit.

“Jadi ini bukan persoalan baru, sudah satu tahun kami tangani persoalan di AMT yang begitu banyak, puncaknya hari ini teman-teman (karyawan AMT, red) marah betul pertama ketika salah satu pegawai sakit malah di phk dan ketika ingin bekerja lagi sudah tidak bisa, kedua ketika sakit BPJS sudah terdaftar tapi ketika mau berobat ternyata BPJS tidak aktif dan itu merupakan salah satu alasan lain dari kawan AMT sehingga melakukan mogok kerja,” lanjutnya.

Rosid mengharapkan agar PT. Pertamina mau merundingkan masalah ini. “Harapan dari kami untuk pertamina segara melakukan perundingan dengan PT Parta Niaga, dan harapan kepada masyarakat tidak meyalahkan kami dari crew AMT yang melakukan mogok ini bila terjadi kelangkaan bbm, dan kami mohon maaf karena menjelang lebaran tentunya akan terganggu pasokan bbm,” tutupnya.

(Dani Setia, Reno Reptri)

Tidak ada komentar