Evaluasi Pesta Demokrasi
Editorial, BPPM -- Pemilihan Umum Raya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Pemira FISIP) Unpas telah usai dilaksanakan baik pada tingkat Legislatif untuk Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) yang dilaksanakan pada Senin, (8/5) maupun tingkat Eksekutif untuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang diselenggarakan pada Rabu, (17/5). Partai yang lolos verifikasi KPUM tahun ini yakni, Partai Jong Pasundan (JP), Partai Konsolidasi Mahasiswa Pasundan (Kompas), Partai Pinus dan Partai Solidarity For Revolusioner (Pasfor).
Tingkat antusiasme mahasiswa FISIP Unpas pada Pemira tingkat Legislatif tahun ini meningkat tajam apabila dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, sayangnya pada Pemira tingkat Eksekutif tahun ini, satu dari dua partai peserta pemira yang lolos Parliamentary Treshold yakni Partai Jong Pasundan, tidak mengajukan calon di Pemira Eksekutif tingkat Fakultas (BEM) dengan alasan bahwa itu merupakan bagian dari politik-taktis yang mereka terapkan. Maka konsekuensinya, Pemira Eksekutif tingkat Fakultas untuk BEM diselenggarakan secara aklamasi dan hanya diikuti oleh pasangan calon dari Pasfor yang berkoalisi dengan Partai Pinus. Alhasil, tingkat antusiasme mahasiswa menurun drastis pada Pemira tingkat Eksekutif tahun ini jika dibandingkan dengan Pemira Eksekutif tahun lalu. Sebanyak 1.262 surat suara yang tidak terpakai dari total 2.500 surat suara habis dibakar.
Banyak pihak yang merasa kecewa karena Pemira Eksekutif tingkat Fakultas untuk BEM tahun ini dilakukan secara aklamasi, mulai dari para pengamat politik kampus, para Gubernur HMJ, BEM hingga DPM. Partai politik kampus yang hanya mementingkan egonya masing-masing, serta kurang matangnya sistem beserta rancangan sanksi yang kurang tegas dalam undang-undang konstitusi FISIP yang mengatur tentang Pemira menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya aklamasi di Pemira Eksekutif tahun ini. Pemira sebagai praktik pendidikan politik dan sebagai wujud Demokrasi di lingkungan akademik dinilai tidak memberikan efek positif yang signifikan kepada mahasiswa.
Ini Pekerjaan Rumah (PR) bagi jajaran Eksekutif dan Legislatif pada periode mendatang untuk bekerja sama dalam merancang suatu sistem yang matang beserta dengan sanksinya yang tegas. Agar partai politik sadar akan peranannya dan tidak mementingkan egonya masing - masing. Sehingga, Pemira sebagai praktik pendidikan politik dan sebagai wujud Demokrasi di lingkungan akademik memberikan efek positif yang signifikan kepada mahasiswa FISIP.
Kita sebagai bagian dari elemen masyarakat FISIP sudah seharusnya turut lebih aktif terhadap perkembangan politik kampus dari waktu ke waktu. Agar para politisi kampus tidak semena - mena serta tidak hanya memprioritaskan kepentingan golongan tertentu dalam menjalankan kebijakan politiknya. Patut kita apresiasi setinggi - tingginya kepada Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) FISIP sebagai penyelenggara, penjaga dan pengawal utama demokrasi kampus FISIP Unpas. Sehingga Pesta demokrasi di FISIP dapat berjalan aman, lancar dan tertib sesuai dengan yang kita harapkan.
BPPM Pasoendan
Beri Komentar