Header Ads

Polemik Tugas Tulis Tangan Bagi Mahasiswa, Dosen Harus Bijak!

Wakil Dekan I, Heri Erlangga saat ditemui BPPM Pasoendan di ruang kerjanya, Kamis (9/2).
Lengkong Besar, BPPM -- Pemberian tugas kepada mahasiswa baik yang bersifat individu ataupun kelompok merupakan salah satu otoritas yang diberikan oleh pihak Fakultas kepada dosen. Wakil Dekan I FISIP Unpas, Heri Erlangga menjelaskan metode tulis tangan atau yang berbasis teknologi adalah murni dari kebijaksanaan dosen terkait.

“Pemberian tugas terstruktur individu dan kelompok yang berbasis teknologi ataupun tulis tangan adalah otoritas dosen yang bersangkutan, namun model pemberian tugas yang berbasis teknologi terkadang banyak hal yang tidak baiknya,” kata Heri Erlangga Kamis (9/2).

Bagi Heri, model pemberian tugas yang berbasis teknologi memang penting untuk mempersiapkan mahasiswa Unpas menghadapi era globalisasi yang serba memakai teknologi, namun yang disayangkan adalah budaya copy-paste yang dilakukan mahasiswa dalam mengerjakan tugasnya. “Saya sendiri pernah menemukan lima belas tugas hasil copy-paste di dalam satu kelas yang saya ajar,” tuturnya.

Ia menilai bahwa pemberian tugas dengan model tulis tangan adalah salah satu langkah evaluasi agar mahasiswa tidak terjebak ke dalam budaya plagiat, jadi ketika mahasiswa mengerjakan tugas harus ada referensi yang jelas tidak boleh ambil praktis copy-paste punya temannya, akan berbahaya kalau budaya seperti ini sampai terbawa ke skripsi dan tesis.

Namun kebanyakan mahasiswa merasa keberatan dengan model pemberian tugas yang harus ditulis tangan seperti itu karena dianggap tidak efektif dan tidak efisien.

Rinaldi Fitra Riandi (IK’15) lebih memilih tugas yang berbasis teknologi ketimbang tugas tulis tangan.

“Tugas tulis tangan ini menurut saya kurang efektif dan kurang optimal. Karena tidak menyeluruh isi tugas ini hasil dari pemikiran sendiri bahkan kebanyakan mahasiswa tetap copy-paste lagi. Bagus mengajarkan mahasiswa untuk melatih menulis dan membaca, namun saya merasa lebih praktis menggunakan komputer,” jelasnya.

Tio Julianto (IK’15) juga berpendapat serupa, menurutnya tugas tulis tangan kurang efektif karena masih mengandung unsur copy-paste.

“Pemberian tugas dengan model tulis tangan itu kurang efektif karena toh mahasiswa masih tetap copy-paste, ditambah sangat tidak efisien karena memakan waktu pengerjaan yang lama,” katanya.

Tio juga mengharapkan bahwa di tengah arus globalisasi seperti sekarang ini lebih baik jika arah pemberian tugas itu berbanding lurus dengan kemajuan zaman.

“Jangan sampai mahasiswa FISIP Unpas buta akan teknologi, kalau terus seperti ini kita seolah mundur 50 tahun ke belakang,” tutupnya.

(Yoga,Reno)

Tidak ada komentar