Pesan Arbain Rambey Untuk Mahasiswa Pecinta Fotografi
Arbain Rambey saat ditemui BPPM Pasoendan di ruang dosen FISIP Unpas, Selasa (14/2). |
Lengkong Besar, BPPM -- Pecinta fotogafi pasti tidak asing lagi dengan nama Arbain Rambey. Seorang jurnalis yang menguasai penulisan dan fotografi sekaligus. Pria kelahiran 2 Juli 1961 ini mencintai fotografi sejak dari kecil. Berkat talenta dan kariernya di bidang fotografi, ia kini didapuk menjadi redaktur foto di Koran Kompas.
Arbein tidak pernah tahu kenapa dirinya mencintai fotografi, menurutnya rasa suka tidaklah harus didasari alasan teoritis.
“Orang sering bertanya kenapa saya suka fotografi, saya tidak pernah tau kenapa saya suka fotografi. Dari kecil saya suka foto, saya ingin beli kamera tapi sulit sekali karena mahal, akhirnya pada suatu hari saat SMA, teman saya meminjamkan kamera hingga saya bisa memotret. Jadi rasa kecintaan saya pada fotografi itu berasal dari dalam diri sendiri,” jelasnya.
Menurutnya, kamera digital saat ini sangat membantu dirinya mengerjakan pekerjaan jurnalisnya. “Saya mengalami yang namanya cuci – cetak foto, dan itu sangat tidak efisien waktu. Di era digital ini, pekerjaan memotret jadi lebih mudah. Saya pernah bawa 100 rol film saat memotret dengan menggunakan kamera analog. Harus saya cuci lalu di cetak semalaman. Salah sedikit saja bisa merubah hasil warna pada foto. Kamera digital lebih menyenangkan,” katanya.
Arbein mengapresiasi anak muda yang mendalami kamera analog. Menurutnya, penggunaan kamera analog atau digital sama baiknya, hanya kurang efektif dari segi waktu untuk cetak. "Menggunakan kamera analog untuk fotografi adalah selera," ungkapnya.
Ia berpesan untuk pecinta fotografi, agar tidak menghapus foto yang sudah diambil. “Kalian yang pernah memotret, jangan pernah buang foto kalian, jangan pernah hapus. Foto apapun itu, human interest, street photography atau apapun karena mungkin foto yang kalian ambil akan berguna 20 tahun kedepan, atau beberapa tahun kedepan. Sebuah foto selalu memiliki nilai seni,” ujarnya.
Sebagai fotografer, Arbein berpesan bahwa foto tidak boleh menyusahkan orang lain dalam gambar. Foto harus jadi karya seni. “Satu hal yang penting, memotret harus senang sama senang, tidak boleh ada yang dirugikan dari foto yang diambil dan jangan menyusahkan orang lain,” tutupnya.
(Melani)
Beri Komentar