Header Ads

Mahasiswa FISIP Unpas Dihipnotis, Pelakunya Mengaku Dosen Unpas

Lengkong Besar, BPPM – Aksi kejahatan hipnotis kembali terjadi di wilayah Kampus I Unpas Lengkong. Kali ini menimpa mahasiswi FISIP Unpas berinisial R Jurusan Ilmu Komunikasi 2015. Hebatnya, sang pelaku mengaku-ngaku sebagai dosen di Unpas.

Akibat kejadian, korban terpaksa kehilangan satu unit hanpdhone serta dua unit laptop milik temannya yang sedang dipinjam. Pelaku langsung tancap gas menggunakan sepeda motor, sesaat setelah korban menyerahkan barang.

“Pelakunya ngaku-ngaku dosen di Unpas dan kenal Ketua Jurusan di FISIP Unpas, dia langsung ngajak ngobrol katanya mau kasih saya beasiswa,” kata R yang mengaku baru sadar setelah pelaku kabur. 

Peristiwa itu terjadi pada Jumat (14/10) siang, di Jl. Jati, Kec. Lengkong, Kota Bandung. Saat itu, korban baru pulang dari kost temannya.

Saat berjalan kaki, tiba-tiba seorang pria tak dikenal menghampiri korban dan mengajaknya ngobrol. R menuturkan, pria tersebut mengaku-ngaku sebagai dosen di Unpas yang bakal memberikan beasiswa.

Tanpa disadari, korban sudah diperdaya. R disugesti akan diberikan beasiswa jika membawakannya laptop spesifikasi tinggi untuk mendatanya sebagai penerima beasiswa. Korban langsung nurut dan pelaku mengantarkan korban ke kampusnya dengan sepeda motor.

“Orangnya bilang soal beasiswa ini jangan bilang ke siapa-siapa di kampus,” kata R.

Sampai di kampus, korban langsung meminjam laptop milik temannya, Victoria (IK’15) dan Asep (IK’14) tapi dengan alasan untuk mengerjakan tugas presentasi mata kuliah statistika.

Laptop sudah ditangan, korban langsung diajak pelaku ke daerah Jl. Kepatihan, Bandung. Di sana, pelaku langsung meminta laptop yang dibawa untuk mendata R sebagai penerima beasiswa.

“Sebelumnya dia juga minta KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) saya, tapi anehnmya dia enggak ambil KTM-nya. Pas laptop dikasih dia langsung pergi pakai motornya,” kata R.

Merasa diperdaya, beberapa jam kemudian R bersama teman yang meminjamkanya laptop langsung mendatangi Polsek Regol, Kota Bandung, untuk melaporkan kejadian tersebut.

Meski telah melapor, pihak Polsek Regol mengaku kesulitan untuk mengidentifikasi pelaku lantaran korban tidak bisa memberi keterangan ciri-ciri pelakunya secara jelas.

“Jenis barang seperti laptop dan handphone itu juga termasuk barang yang sulit untuk bisa ditemukan,” kata petugas polisi yang memeriksa korban.

Sebagai antisipasi, kepolisian Polsek Regol menghimbau agar warga maupun mahasiswa bersikap waspada jika ada orang yang tak dikenal tiba-tiba menghampiri dan langsung mengajak ngobrol tanpa alasan yang jelas.

Setelah kejadian ini, Asep dan Victoria mengaku hanya bisa pasrah. Keduanya berharap agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik. “Mau gimana lagi, paling secara kekeluargaan saja,” kata Asep.

Kejahatan hipnotis yang menimpa mahasiswa FISIP Unpas ini bukan pertama kalinya terjadi. Tahun 2015, mahasiswa HI angkatan 2013 pernah menjadi korban hipnotis. Saat itu korban disuruh untuk membawakan sejumlah smartphone merk Iphone kepada pelaku. (Billy)

Tidak ada komentar