Kenapa Sarjana Susah Cari Kerja? Mungkin Ini Penyebabnya!
BPPM, Intermezzo -- Baru saja memakai toga kemarin, hura-hura di acara wisuda tapi kok fresh graduate mendadak pusing tujuh keliling ketika lamaran pekerjaannya ditolak? Itu yang penulis tanyakan dalam hati, ketika melihat para kakak tingkat uring-uringan mencari pekerjaan. Apakah sesulit itu mendapatkan pekerjaan padahal gelar sarjana sudah di tangan? Apa sih yang bikin lulusan S1 susah dapat kerjaan?
Penjelasan di bawah ini merupakan faktor-faktor penghambat fresh graduate kesulitan mendapat pekerjaan yang penulis rangkum dari beberapa sumber termasuk seorang teman berprofesi HRD.
1. Kurang PengalamanMenimba ilmu dibangku kuliah memang menguras rupiah, karena itu orang tua kita bersusah payah mencari biaya untuk kelangsungan masa depan anaknya. Sebanyak apapun biayanya, mereka akan berusaha untuk memenuhinya. Itulah sebabnya seorang mahasiswa yang sadar akan hal itu akan belajar sungguh sunggu demi meraih IPK sempurna.
Oke, niat membanggakan orang tua memang patut diacungi jempol, tapi mahasiswa juga harus sadar kalau mencari kerja itu bukan cuma bermodalkan IPK 4.00 melainkan harus juga punya pengalaman berorganisasi.
Bukan sulap bukan sihir, kali ini IPK 4.00 tidak menjadi patokan perusahaan bakal naksir. Human Resource Development (HRD) atau bagian kantor yang ngurusin rekrutmen pegawai lebih mikirin hal lain, seperti pengalaman organisasi, soft skill, dan hard skill.
Bergabung dengan organisasi intra atau organisasi ekstra kampus merupakan salah satu solusinya. Melalui organisasi secara tidak langsung akan mengasah soft skill yang dipastikan jadi modal utamamu untuk bekerja setelah lulus nanti.
2. Tidak Punya Soft SkillSoft skill dalam petualangan mencari kerja harus jadi sorotan utama para jobseeker. Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya mahir di hard skill saja, tapi juga soft skill.
Penelitian di Harvard University Amerika Serikat mengungkap bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata mata oleh kemampuan teknis (hard skill) tapi lebih kepada kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill) atau bahasa umumnya manajemen. Menurut penelitian ini, bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill.
3. Gengsi Kerja di Perusahaan KecilJika kamu adalah seorang fresh graduate yang baru saja melakukan transisi kehidupan, maka yang terpenting bagimu adalah mencari pengalaman terlebih dahulu. Jarang sekali terjadi dalam catatan sejarah, pertama kali kerja, fresh graduate dapat menempati posisi sebagai seorang manager. Terkecuali, cara instan tersebut dapat kamu raih jika perusahaan tersebut adalah milik orang tuamu sendiri ha..ha.
Dengan kata lain, pengalaman adalah harga mati yang harus kamu bayar untuk meraih posisi yang lebih tinggi lagi. Jika kamu telah lelah hati setelah berkali-kali ditolak oleh perusahaan ternama, maka kali ini perluas kesempatanmu untuk mencoba ke perusahaan yang sedang berkembang.
Singkirkan perasaan gengsimu jauh-jauh. Sejujurnya, gengsi adalah cara lain bagi dirimu untuk menutupi keterbatasan dan ketidakmampuanmu. Sebuah pekerjaan akan terasa berat jika dari awalnya sudah kita jalani dengan setengah hati.
4. Tidak Percaya DiriDari manapun kamu berasal, kamu harus percaya diri. Jangan pernah menganggap diri kamu tidak berharga hanya karena IPK kamu kecil atau kamu berasal dari kampus yang tidak terkenal. Karena belum tentu kampus yang “besar” memiliki lulusan yang baik.
Mencari pekerjaan di perusahaan memang tidak segampang mencari pekerjaan di jalan, modal beli barang terus jual lagi untuk mengambil untung. Tetap semangat, pastikan gengsimu di musnahkan,
Melani Hermalia Putri
Beri Komentar