Mahasiswa Reguler Sore Dianaktirikan, DPM Bakal Audiensi
Lengkong Besar, BPPM – Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP Unpas bakal melakukan audiensi bersama Jurusan dan Dekanat terkait lemahnya layanan kampus kepada mahasiswa reguler sore.
Ketua Komisi III, Gugi Guntara, menyayangkan kampus seolah meng-anaktiri-kan mahasiswa reguler sore, padahal statusnya tetap sama dengan mahasiswa reguler pagi.
“Cenderung dianaktirikan, sosialisasi terkait info apapun selalu hanya lewat media pamflet yang tidak efektif. Terkait kenaikan biaya semester sisipan pun langsung main dinaikan saja,” jelas Gugi, Rabu (18/5).
Gugi menjelaskan, saat ini DPM telah menghimpun keluhan dari mahasiswa reguler sore untuk dikaji. Diakuinya, DPM sudah diminta mahasiswa agar mengadakan audiensi kepada pihak kampus.
“Pihak DPM FISIP Unpas akan mengkaji dan diteruskan lewat audiensi bersama Jurusan atau Dekanat secepatnya,” tegas Gugi.
Selain masalah layanan, mahasiswa juga mempertanyakan pembedaan biaya yang lebih mahal untuk mahasiswa reguler sore.
Mahasiswa reguler sore Isha Kinos (IK’13) mengaku heran dengan hal itu. Menurutnya, jika pembedaan biaya dilakukan karena jam mengajar dosen di malam hari, seharusnya sudah tertutupi oleh pembayaran semester mahasiswa reguler sore.
“Dari mulai biaya daftar masuk, laboratorium, terus semester sisipan. Biaya dibedakan semua,” kata Isha.
Isha meminta birokrasi kampus untuk tidak memandang mahasiswa kelas reguler sore memiliki financial lebih karena rata-rata sudah bekerja. “Kuliah kita sama dengan mahasiswa kelas pagi, cuma jam belajarnya yang beda,” tandasnya. (Angga)
Ketua Komisi III, Gugi Guntara, menyayangkan kampus seolah meng-anaktiri-kan mahasiswa reguler sore, padahal statusnya tetap sama dengan mahasiswa reguler pagi.
“Cenderung dianaktirikan, sosialisasi terkait info apapun selalu hanya lewat media pamflet yang tidak efektif. Terkait kenaikan biaya semester sisipan pun langsung main dinaikan saja,” jelas Gugi, Rabu (18/5).
Gugi menjelaskan, saat ini DPM telah menghimpun keluhan dari mahasiswa reguler sore untuk dikaji. Diakuinya, DPM sudah diminta mahasiswa agar mengadakan audiensi kepada pihak kampus.
“Pihak DPM FISIP Unpas akan mengkaji dan diteruskan lewat audiensi bersama Jurusan atau Dekanat secepatnya,” tegas Gugi.
Selain masalah layanan, mahasiswa juga mempertanyakan pembedaan biaya yang lebih mahal untuk mahasiswa reguler sore.
Mahasiswa reguler sore Isha Kinos (IK’13) mengaku heran dengan hal itu. Menurutnya, jika pembedaan biaya dilakukan karena jam mengajar dosen di malam hari, seharusnya sudah tertutupi oleh pembayaran semester mahasiswa reguler sore.
“Dari mulai biaya daftar masuk, laboratorium, terus semester sisipan. Biaya dibedakan semua,” kata Isha.
Isha meminta birokrasi kampus untuk tidak memandang mahasiswa kelas reguler sore memiliki financial lebih karena rata-rata sudah bekerja. “Kuliah kita sama dengan mahasiswa kelas pagi, cuma jam belajarnya yang beda,” tandasnya. (Angga)
Itulah bisnis...bisnis pendidikan...jam kerja itu siang kalo melewati jam kerja tenty harus ada hitungan lembur...kalo mau yah dosen bikin dua shift...hanya usul aja dari saya yang bodoh ini
BalasHapus