Header Ads

Jadwal UTS Kacau, Ini Solusinya!

Opini, BPPM -- Salah satu hal yang paling horor adalah perubahan mendadak, apalagi terkait sesuatu yang penting. Tingkat horornya saja mungkin melebihi dari pada melihat kecoa terbang. Ah kecoa terbang pasti tahu, kan? Itu lah sejenis binatang yang kecoklatan berbentuk seperti kurma.

Informasi perubahan jadwal UTS secara sepihak memang salah satu berita paling horor tahun ini. Konon kabarnya melebihi Tatib Ospek yang ditakutkan berbuat kekerasan tetapi pada faktanya tidak terjadi apa-apa dan sesuai dengan apa yang diinginkan Bapak ganteng di sana. Yaa, Bapak ganteng yang maksimal.


Gelombang protes karena ketidak-jelasan memang terus mengalir dari segala penjuru, dari mulai mahasiswa yang rajin, malas, sampai jomblo pun ikut berteriak. Untuk poin yang terakhir, ini yang paling keras suaranya karena sudah terbiasa dengan ketidak-jelasan. Oke, daripada makin ngaco mari kita lihat duduk permasalahannya dan bagaimana solusinya.


Jadi begini, kabar perubahan jadwal UTS beredar sekitar 10 jam sebelum pelaksanaan. Uh, tentu saja ini memantik kekesalan sebab jadwal yang tertera sudah disusun sedemikian rupa supaya bisa mengatur acara lain. Lha, emang kuliah bukan prioritas utama? Oh iya jelas! Tapi, sehari saya itu 24 jam, Pak, tidak kurang dan lebih, banyak kegiatan lain yang harus saya lakukan, salah satunya menangkap kecoa yang makin hari semakin banyak.


Beredar juga desas-desus bahwa kelas yang digunakan tidak mencukupi untuk menampung mahasiswa mengikuti ujian. Lha, Bapak ini bagaimana? Kan, bapak sendiri yang menerima mahasiswa sebanyak itu. Pasti sudah tahu dong resikonya! Sudah tahu kampus ini sebegitu "luasnya" sampai-sampai ruang kelas saja kurang.


Tapi dari pada kami terus berteriak dan mungkin Bapak sudah tidur nyenyak. Saya sih, ngasih solusi Pak, mungkin besok subuh selepas sholat, bisa dibaca dan dipertimbangkan. Ya gak juga gak apa-apa. Monggo.


Pertama, pakai lapangan terbuka untuk jadi tempat ujian. Wah,bakal keren kan ketika ratusan orang mengikuti ujian di lapangan terbuka. UTS back to nature. Ini sangat inspiratif sekali, bakal menjadi kampus pertama di Bandung yang mengadakan ujian di tempat terbuka. Sungguh mulia bukan?


Tapi panas dong bagaimana bisa konsentrasi? Hehe... kapan coba AC di kelas itu betul-betul dingin? Setiap mengikuti pelajaran sih saya selalu kepanasan entah karena AC mati atau kelas yang penuh sehingga berebut nafas. Jadi mahasiswa sudah terbiasa dengan panasnya udara. Mungkin Bapak mau menyediakan AC canggih yang bisa digunakan di ruang terbuka?

Kedua, mahasiswa itu doyannya jalan-jalan loh Pak. Bagaimana jika kita ujian di kampus lain, tidak perlu jauh-jauh ke UNLA mungkin? Atau Tamansari dan Setiabudi bisa menjadi opsi. Tergantung, tinggal dipilih Pak. 

Masalah biaya sih saya sangat percaya tidak akan pernah kekurangan, wong mahasiswanya saja sudah ribuan sebelum angkatan 2015 masuk. Apa lagi ditambah mahsiswa baru yang tidak dibatasi jumlahnya. Makin banyak deh pemasukan.

Waktu? Tenang Pak, bisa kita sesuaikan dengan cara seadil-adilnya dan sehormat-hormatnya. Ada hukum tak tertulis yang menyatakan bahwa pembeli adalah raja. Jadi terserah kita saja ngatur jadwalnya, wong sudah terbiasa bukan merubah dan menggeser seenak udel?

Ferdhyan Adi 
Ilmu Komunikasi 2012

Tidak ada komentar