Header Ads

Hari Pahlawan: Berhura-Hura Memeriahkannya, Tapi Sedikit Yang Meneteskan Air Mata Saat Mengheningkan Cipta

sumber: garudamiliter.blogspot.com
Saat hari pahlawan dicetuskan 10 November, semua memperingatinya dengan bangga. Bangga terhadap perjuangan para pahlawan terdahulu yang sudah tiada. Beramai-ramai memposting kepeduliannya, ada pula yang berhura-hura memeriahkannya, tapi sedikit sekali yang meneteskan air mata saat mengheningkan cipta.

Tak ada sebetulnya yang bisa dibanggakan ketika kita hanya memasang "DP" berpesan "hari pahlawan", pesta pora yang hambur biaya, serta nasihat bijaksana yang muncul ala "copywriter" saja. Kita seakan lupa, bahwa permintaan para pahlawan itu sederhana.

Miris sekali, Pahlawan bukan hanya lelah memperjuangkan kemerdekaan, tetapi juga berdarah-darah untuk mendapatkannya. Mati bukan karena malpraktek Rumah Sakit, atau karena penyakit kronis yang diderita. Melainkan karena tubuhnya hancur berantakan karena bom yang meledak saat tubuhnya dikorbankan.

Dibanding dengan mereka yang berkeringat hanya untuk dapat pangkat, dan mereka yang di bully karena tiap pagi masak Indomie. Pahlawan dimasa itu tentu berbeda dan jauh sekali dengan apa yang kita lakukan kini.

Padahal para pahlawan yang sudah disurga itu tidak butuh gelar, mereka ingin "merdeka" bukan hanya sebatas kata, serta "Persatuan" bukan hanya ada dalam pancasila. Tapi meresap pada diri kita. bukan hanya sekedar teriakan dan slogan saja.

Nur Hidayat S.Ikom 
Mantan Presiden Badan Penerbitan Pers Mahasiswa 2012-2013

Tidak ada komentar