Lebih dari 700 Mahasiswa FISIP Ikut Advokasi UTS
Lengkong Besar, BPPM -- Mahasiswa FISIP Unpas tercatat menduduki peringkat pertama di antara enam Fakultas lain sebagai jumlah pemohon advokasi tertinggi. Sebanyak 776 mahasiswa terdaftar sebagai pemohon pada pra Ujian Tengah Semester (UTS). Dari tahun-tahun sebelumnya jumlah kali ini merupakan yang paling banyak. Kamis (19/3).
Wakil Dekan II Sutrisno membenarkan hal tersebut. Menurut data Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), tercatat 285 mahasiswa beradvokasi dari seluruh Prodi, dan 491 mahasiswa lainnya melalui Satuan Bidang Administrasi dan Pelayanan (SBAP).
“Kita tergantung pada presentase pembayaran. Nanti program-program tidak bisa terlaksana dan terlantar, tidak di-acc karena dana droping-nya hanya segitu. Jadi menghambat juga,” tambah Sutrisno.
Kepala SBAP, Abdullah Tata, membenarkan jumlah banyaknya mahasiswa beradvokasi tersebut. “Iya benar, hari Jumat (13/3) saja sudah ada 568 mahasiswa yang datanya masuk. Sabtu (14/3) makin banyak,” ujarnya, Kamis (19/3). Tata menambahkan, sampai hari Senin (16/3) pun masih banyak mahasiswa yang ikut mendaftar advokasi.
Program advokasi yang diselenggarakan oleh DPM diperuntukkan mahasiswa yang sementara terkendala pembayaran kuliah. Advokasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang artinya pembelaan, difasilitasi DPM yang memiliki kewajiban membantu mahasiswa yang terhambat bayar kuliah, namun kepada yang benar-benar pantas atau kurang mampu secara ekonomi.
Saat ini, ada sekitar 20 persen terhitung dari setiap angkatan mahasiswa FISIP yang mengikuti advokasi, jika hal ini terus bertambah dan semakin banyak tiap menjelang ujian, dikatakan Sutrisno akan berdampak pada Fakultas sendiri. Pengaruhnya berdampak bagi program kampus, Fakultas maupun kegiatan Prodi. (Ina, Guntur)
Wakil Dekan II Sutrisno membenarkan hal tersebut. Menurut data Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), tercatat 285 mahasiswa beradvokasi dari seluruh Prodi, dan 491 mahasiswa lainnya melalui Satuan Bidang Administrasi dan Pelayanan (SBAP).
“Kita tergantung pada presentase pembayaran. Nanti program-program tidak bisa terlaksana dan terlantar, tidak di-acc karena dana droping-nya hanya segitu. Jadi menghambat juga,” tambah Sutrisno.
Kepala SBAP, Abdullah Tata, membenarkan jumlah banyaknya mahasiswa beradvokasi tersebut. “Iya benar, hari Jumat (13/3) saja sudah ada 568 mahasiswa yang datanya masuk. Sabtu (14/3) makin banyak,” ujarnya, Kamis (19/3). Tata menambahkan, sampai hari Senin (16/3) pun masih banyak mahasiswa yang ikut mendaftar advokasi.
Program advokasi yang diselenggarakan oleh DPM diperuntukkan mahasiswa yang sementara terkendala pembayaran kuliah. Advokasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang artinya pembelaan, difasilitasi DPM yang memiliki kewajiban membantu mahasiswa yang terhambat bayar kuliah, namun kepada yang benar-benar pantas atau kurang mampu secara ekonomi.
Saat ini, ada sekitar 20 persen terhitung dari setiap angkatan mahasiswa FISIP yang mengikuti advokasi, jika hal ini terus bertambah dan semakin banyak tiap menjelang ujian, dikatakan Sutrisno akan berdampak pada Fakultas sendiri. Pengaruhnya berdampak bagi program kampus, Fakultas maupun kegiatan Prodi. (Ina, Guntur)
Beri Komentar