Header Ads

Jawaban Audiensi Normatif, Mahasiswa Kecewa

Lengkong Besar, BPPM -- Aksi massa yang dilakukan Aliansi Mahasiswa FISIP (AMF) Unpas tidak berlangsung lama. Hampir dua jam melakukan aksi berhasil membuat Wakil Dekan III FISIP merespon dan turun ke lokasi aksi. Tuntutan akademik mendominasi apa yang disuarakan mahasiswa. Sumardhani mengajak sejumlah mahasiswa untuk beraudiensi di Ruang Dosen, Kamis (26/2).

Kendati Sumardhani sudah beraudiensi dengan mahasiswa, Rangga Hilmawan (IK' 13) menyayangkan jawaban dari pihak fakultas. "Mungkin berhubung Wakil Dekan I (Heri Erlangga) sedang tidak ada di tempat, diwakilkan oleh Wakil Dekan III bagian kemahasiswaan. Esensi dari aksi ini pun jadi kurang tersampaikan dan jawaban-jawaban yang disampaikan masih normatif belum ada jawaban substansial yang mengarah kepada perbaikan sistem," katanya.

Perwakilan mahasiswa FISIP Unpas beraudiensi dengan pihak Dekanat yang diwakili Wadek III, Sumardhani di Ruang Dosen, Kamis (26/2).
Ketua Front Aksi Mahasiswa (FAM) Unpas, Muhammad Fauzan menjabarkan apa yang selama ini menjadi keluhan mahasiswa. Mulai dari tidak seimbanganya jumlah mahasiswa dan dosen, dan sejumlah dosen yang dianggap sudah tidak layak mengajar. “Jumlah dosen untuk fakultas non-eksak sudah diatur dalam peraturan Dikti, untuk swasta 1 berbanding 35, pada kenyataanya di Prodi Komunikasi saja jumlah dosen tetap hanya 12 orang untuk mengajar hampir seribu mahasiswa dari angkatan yang aktif,” tuturnya.

Resha Harpina (HI’12) menjelaskan soal tidak jelasnya kurikulum di FISIP yang membuat mahasiswa pasif. “Disarankan pula untuk Kaprodi agar menerapkan metode pembelajaran 50 persen teori dan sisanya diskusi, agar mahasiswa bisa dipancing untuk kritis, mahasiswa sekarang mengalami kemunduran karena sistem pembelajarannya sengaja tidak memancing mahasiswa untuk kritis,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Hima-AN, Yogi Jati Ramanda mengeluhkan soal fasilitas seperti ketersediaan infocus, maupun sound system saat akan diadakan kuliah umum. “Padahal kuliah umum juga untungnya pada nama baik fakultas,” katanya.

Sumardhani meminta maaf karena tidak bisa menghadirkan semua pihak Dekanat, terutama bidang akademik yang menjadi fokus aspirasi. Ia mengatakan akan segera menindak-lanjuti apa yang menjadi keluhan mahasiswa, juga akan melakukan rapat kembali dengan para LKm untuk mensosialisasikan lebih lanjut hasil keputusan pimpinan kampus nanti.


Daniel Russel (HI’ 12) mengatakan mahasiswa butuh realisasi yang jelas, bukan hanya retorika manis birokrat kampus semata. “Kalau rapat sama LKm lagi, mahasiswa sudah tidak percaya, Lkm di FISIP sudah tidak lagi merepresentasikan suara mahasiswa,” tuturnya. (Fevi, Sinta)

Tidak ada komentar