FISIP Akan Pakai Finger Print, Mahasiswa Tidak Bisa Titip Absen Lagi
Lengong Besar, BPPM -- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Unpas akan segera mengubah sistem absensi ke finger print. Hal itu disampaikan Dekan
FISIP Budiana dalam Rapat Koordinasi (Rakoor) antar Lembaga Kemahasiswaan (LKm)
bersama Dekanat FISIP di Villa Pangiuhan, Lembang, Jawa Barat. Sabtu, (18/1). Namun
sampai saat ini, baru dosen saja yang menggunakan absensi finger print.
Maraknya ‘titip absen’ yang dilakukan
oleh mahasiswa mengakitbatkan mahasiswa malas
datang ke kampus untuk mengikuti perkuliahan. Budiana selaku dekan baru
FISIP ingin merubah kebiasaan tersebut.
“Akan segera direalisasikan
secepatnya. Diubah dari tanda tangan menjadi finger print atau absensi menggunakan sidik jari,” katanya Budiana saat
Rakoor kemarin.
Program tersebut ditanggapi Sheba
Sagita mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis 2013. Menurutnya, sistem finger
print bisa meningkatkan kedisiplinan dan kejujuran mahasiwa. “Berarti lebih
bagus lagi dong fasilitas disini, tadinya tanda tangan terus jadi finger print. Mahasiswa bisa lebih rajin
lagi ke kelas karena setahu aku, enggak
bisa dibohongin. Finger print itu harus
benar-benar jari dia gitu,” ungkapnya. Sebelumnya, ia sudah mengetahui tentang
akan di gantinya sistem absensi menjadi finger print dari beberapa dosen.
Tanggapan lain datang dari Pangestu
Putra Pamungkan, mahasiswa Hubungan Internasional 2014. “Ya sebenarnya finger print itu memang sangat membantu,
lebih mudah untuk didata. Ada unsur kejujuran,” ujarnya. Pun begitu, ia juga
menambahkan keuntungan dan kerugian dari penerapan absen finger print. “Kerugiannya finger
print itu ada batas waktu. Nah kalau misal kita telat kan berarti kosong 1
jam pertama.
Keuntungannya mahasiswa bisa lebih rajin masuk kampus, enggak ada yang bolos terus melatih
kejujuran dan iman terus berguna bagi dosen-dosen juga yang suka telat,”
katanya.
Disamping banyak tanggapan setuju
dari mahasiswa, namun ada juga mahasiswa yang tidak menyetujui penerapan sistem
absensi finger print. Seperti yang
dikatakan Iwan (IK’12). “Ya kalo saya sih lebih baik pake tanda tangan aja,
kurang setuju karena tanda tangan itu tradisi
pendidikan sejak dulu. Lebih baik langsung tanda tangan saja,“ ujarnya. (Chantika, Hasna)
Beri Komentar