Fungi Parpol Kampus Dipertanyakan, Partai Salahkan Mahasiswa Apatis
Wakil
Dekan III Sumardhani berharap partai politik kampus dapat memberikan pembelajaran
tentang etika berpolitik. Partai politik dapat mengembangkan potensi juga
mencerdaskan pemikiran mahasiswa. “Partai
politik harus memberikan
pembelajaran bahwa berpolitik itu harus yang santun penuh dengan etika,”
jelasnya.
Ketua Umum Pasfor, Ryan Pujiawan
pernah mengatakan saat Pemira lalu akan memberi pencerdasan politik terhadap
mahasiswa. “Ya kita mensosialisasikan bahwa ada sistem kepartaian di kampus
ini, kan itu
bagian dari pencerdasan politik di FISIP, setidaknya mahasiswa mengenal sistem
politik di kampus ini,” katanya.
Dilain tempat Dede Darusman Ketua
Umum Pinus justru mengatakan parpol sebenarnya setiap hari bekerja. “Memang
banyak mahasiswa yang menganggap bahwa Parpol itu keliatannya pas Pemira saja," ungkapnya.
Alfi Arafah selaku Ketua Umum Jong
Pasundan mengatakan bahwa dampak parpol tidak akan dirasakan banyak jika
mahasiswanya pun apatis. “Eksistensi partai akan dirasakan oleh mereka yang
akan memberikan atensi juga kepada partai itu sendiri. Jika teman-teman apatis
akan kepartaian lainnya,
mungkin hanya
sekedar tau saat momentum Pemira saja,” jelasnya.
Heru Wijayanto (Ikom’ 13) mengungkapkan
bahwa keberadaan parpol kurang terlihat hasil kerjanya. ”Hampir 3 tahun
kuliah, belum kelihatan program kerja, apalagi merasakan. Parpol hanya
mementingkan kelompoknya.sekedar
main-main saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, parpol harus serius dalam mengelola
parpol di area kampus.
“Harus bisa membuat program atau kebijakan yang bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Ratu Lola (HI’ 13) juga
mengungkapkan hal serupa. Tidak adda pengaruh dalam
perkembangan dinamika politik kampuss. “Sejauh ini keaktifan parpol enggak terasa di mahasiswa. Jadi hanya
terasa untuk anggota-anggotanya,”
ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa program kerja parpol kampus kurang
jelas. “Program kerja kurang jelas. Mereka cuma ada saat pemira, kalau melihat
program kerja bahkan antara parpol yang satu dengan yang lain juga engga jelas,” katanya. (Friska, Etika)
Beri Komentar