Header Ads

Soal Subsidi Silang BEM FISIP, Wadek III Tidak Membenarkanya



Seminar dialog kebangsaan BEM FISIP Unpas menuai kritik dari sejumlah mahasiswa. Berawal dari pesan online salah satu panitia kegiatan yang menyinggung penjualan sertifikat. Sejumlah mahasiswa mengaku kecewa dengan penerapan sistem yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) BEM FISIP yakni subsidi silang.  Isu penerapan subsidi silang tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial twitter BEM FISIP (03/11).

Hanief Fuady selaku Mendikbud BEM FISIP yang juga bertanggung jawab dalam seminar tersebut menjelaskan maksud dari pembayaran sebesar dua puluh ribu rupiah adalah untuk membiayai mahasiswa yang ingin mengikuti seminar tapi tidak memiliki uang. “Maksudnya subsidi silang, kan ada mahasiswa yang mau bayar tapi enggak mau ikut seminar, nah uangnya itu sama kita dialihkan untuk disubsidikan kepada yang mau ikut seminar tapi enggak punya uang,” katanya. Ia menambahkan bahwa itu salah satu trik supaya orang mau menyubsidikan uangnya.

Dilain tempat, Sumardhani selaku Wakil Dekan III, langsung mengkritisi sistem subsidi silang. Ia menyalahkan sistem yang diterapkan oleh BEM tersebut. “Tidak ada subsidi silang dengan cara-cara seperti yang dijelaskan BEM FISIP, itu tidaklah benar,” jelasnya. Ia menambahkan pula BEM telah melakukan praktik perjokian. Itu bukan subsidi silang namanya, itu hanya praktek perjokian lah,” tutur Sumardhani saat diwawancarai BPPM, Selasa 1 Desember kemarin.

Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional 2012 Rifqi Fadhlurrachman, juga mengkritisi sistem subsidi silang yang diterapkan BEM FISIP. Ia menjelaskan subsidi silang merupakan pengalihan anggaran kepada post-post yang kurang produktif. “Kalau anggaran acara dari dana dropping cukup, kenapa tidak digratiskan saja sekalian, dan kalau berbayar, sertifikat sisa sama yang sudah bayar malah dijual?” ungkapnya. Ia mengatakan sebetulnya masih banyak Lembaga Kemahasiswaan (LKm) yang melakukan praktik penjualan sertifikat tak hanya BEM.

Selain itu, akun twitter BEM  FISIP Unpas juga diramaikan oleh pertanyaan dari mahasiswa. Salah satunya seperti yang dikutip dari @FAMUNPAS yang menuliskan “Min mau tanya min, menjual sertifikat itu diperbolehkan di BEM?” yang langsung disanggah oleh admin @BEM_FISIP_UNPAS.
Seminar dialog kebangsaan yang tadinya akan mendatangkan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi tersebut dihargai dua puluh lima ribu rupiah, dan tiket on the spot seharga tiga puluh ribu rupiah. Namun di dalam pesannya, F selaku panitia acara menyebutkan, bagi mahasiswa yang hanya ingin membeli sertifikatnya saja bisa membayar sebesar dua puluh ribu rupiah. Pesan tersebut mendapat respon kritikan dari member yang tergabung dalam grup pesan online tersebut. (Sinta)

Tidak ada komentar