Advokasi Disalahgunakan Mahasiswa
Franz Napitupulu, Ketua Komisi III DPM FISIP Unpas |
Proses advokasi tersebut dinilai sangat mudah dan tidak selektif. Hal tersebut membuat banyak mahasiswa menyalahgunakan dan memanfaatkan kesempatan ini.
Seperti diungkapkan AGH (Ikom’ 13), saat ditanya soal penghasilan orang tuanya, ia mengatakanya penghasilan orang tuanya lebih dari 6 juta per bulan. Advokasi yang tidak selektif dijadikan kesempatan baginya. “Kalaupun minta orang tua pasti ngirim, tapi proses advokasi disini kan gampang,” tukasnya.
Kendati demikian, ia juga menuai kritik untuk DPM terkait masalah seleksi advokasi. “Biarpun saya begini, sebenarnya saya berharap DPM bisa lebih selektif dan meminta barang bukti kalo memang mahasiswanya tidak mampu, hehehe,” tambahnya sambil malu-malu.
JVJP (HI’ 11) juga mengemukakan alasannya melakukan advokasi. “Orang tua saya juga punya banyak keperluan, jadi untuk DPP ini sementara dikesampingkan dulu,” katanya. Ia pun beralasan lagi. “DPM cuma minta isi formulir sama bukti pembayaran terakhir aja, gak ada wawancara juga,” ungkapnya.
Tidak menutup kemungkinan hal ini juga dijadikan ajang mahasiswa untuk membohongi DPM dan orang tua terkait pembayaran uang DPP. Seperti diungkapkan HBS (Ikom’ 13) “Uangnya udah dikirim tapi dipake dulu buat kepentingan pribadi. Karena advokasinya disini itu mudah, cuma disuruh isi formulir doang dan gak ada proses penyaringan lain,” ujarnya. (16/04/14) (Angga, Resha)
Beri Komentar