Liburan Dapat Dispensasi, Pantaskah?
Lengkong Besar, BPPM -- Mahasiswa mengeluhkan penyalahgunaan surat dispensasi oleh Pasundan Radio untuk kegiatan liburan ke Dufan. Mereka berpendapat kegiatan liburan tidak ada kaitannya dengan akademik. Namun, Ketua Pelaksana Liburan mengklarifikasi bahwa dispensasi itu hanya strategi promosi. Dosen Komunikasi Bisnis, Taufik Hidayatulloh justru menilai promosi kegiatan Pasundan Radio seharusnya jujur.
“Apa yang kita sampaikan itu harus berdasarkan pada kebenaran, kejujuran dan kesantunan serta didukung oleh fakta. Kita harus bertanggungjawab kepada apa yang kita sampaikan, sehingga apapun yang kita lakukan legitimasinya jelas, dasar hukumnya jelas, dengan begitu kita memegang aturan main etika dalam berkomunikasi,” kata Taufik, Sabtu (23/11).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dispensasi adalah pengecualian dari aturan karena adanya pertimbangan yang khusus; pembebasan dari suatu kewajiban atau larangan. Wakil Dekan III, Heri Erlangga, menyebutkan jika pemberian dispensasi harus berkaitan dengan kegiatan bersifat akademis. “Kalau bukan akademis, ya, enggak bisa,” katanya, Rabu (18/11).
Pasundan Radio sebelumnya memberikan promosi kegiatan liburan berdispensasi melalui pesan Blackberry kepada mahasiswa. Hal itu menimbulkan reaksi keras dari mahasiswa FISIP Unpas.
“Saya tidak setuju kegiatan liburan menggunakan dispensasi, kita ini makhluk dewasa, bukan anak SMP atau SMA yang mengharapkan dispensasi. Kita sebagai mahasiswa pasti bisa memilah kegiatan mana yang diprioritaskan. Apabila dispensasi itu disahkan akan terjadi kemerosotan moral, penurunan pola pikir, dan kecemburuan sosial. Dispensasi digunakan hanya untuk hal edukasi saja,” kata Rangga Hilmawan (IK’13).
Reaksi serupa juga dikatakan oleh Muhamad Fauzan (IK’13). “Enggak setuju, karena liburan itu buat hura-hura. Dispensasi itu kan buat kepentingan pendidikan yang menambah wawasan kita,” katanya, Selasa (17/11).
Ketua Pelaksana Kegiatan, Farhat (IK’10) mengklarifikasi bahwa dispensasi pada kegiatan ke Dufan hanyalah sebuah strategi promosi supaya jumlah peserta memenuhi ekspektasi Pasundan Radio. “Surat dispensasi itu sebenarnya cuma strategi promosi kita, karena kondisinya, peserta belum memenuhi ekspektasi,” jelasnya saat diwawancara, Kamis (21/11).
Farhat berpendapat, dalam ilmu Marketing Public Relations, untuk menarik konsumen, segala hal dihalalkan, termasuk mengiming-imingi surat dispensasi kepada mahasiswa. “Sekali lagi, pesan itu merupakan strategi promosi. Dari awal memang kita tidak mengeluarkan surat dispensasi terbukti dengan adanya banner dan flyer yang kita bagikan tidak mencantumkan adanya surat dispensasi.” katanya. (Aril, Novi, Afrizal)
Beri Komentar