Dinasti Politik Ganggu Demokratisasi
Lengkong Besar, BPPM -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unpas memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan mengadakan forum diskusi yang membahas topik “Pandangan Pemuda terhadap Dinasti Politik dalam Dinamika Politik Lokal”, di Aula Suradiredja, Kamis (31/10) lalu.
Dalam forum diskusi itu BEM menghadirkan tiga pembicara yang dinilai kompeten di bidang politik, yaitu Yaya Mulyana, Awang Munawar, dan Ikin Sodikin. Semua pembicara juga merupakan dosen FISIP Unpas.
Yaya Mulyana, membuka topik dan menjelaskan terjadinya fenomena dinasti politik karena tidak ada kebijakan ketat yang mengatur, pencalonan kepala daerah di Pilkada. Karenanya, sekarang banyak bermunculan satu keluarga yang bisa menempati posisi kepala pemerintahan.
Dikuasainya posisi strategis pemerintahan oleh satu keluarga, dinilai Yaya telah mengganggu proses demokratisasi di Indonesia. Sebab, dinasti politik sangat memberi kemungkinan bagi keluarga untuk melanggengkan kepentingan diri sendiri, bukan masyarakat.
Pembicara lain, Awang Munawar, menilai dinasti politik sebenarnya bisa membawa kebaikan, jika pemerintahan dijalankan dengan prinsip adil, demokratis, agamis, dan dinamis. Tapi ia pun menyoroti bahaya dinasti politik. “Ketika dinasti politik dirasionalisasi oleh parpol maka nepotisme bisa muncul,” katanya.
Mengingat tentang Hari Sumpah Pemuda, Ikin Sodikin mengungkapkan bahwa dahulu, pemuda berkomitmen untuk bersumpah atas nama Indonesia. Namun saat ini, Sumpah Pemuda hanya dijadikan proyek dan acara peringatan saja. Ia mengharapkan, Sumpah Pemuda harus dijadikan semangat kepemudaan
Forum diskusi kemarin, diperkirakan diikuti oleh 40 mahasiswa dari berbagai jurusan di FISIP Unpas. Mereka aktif berbicara bahkan saling berdebat menanggapi topik diskusi yang digulirkan pembicara. (Ayu Alfiani)
Beri Komentar